Resesi kian mengancam, Sri Mulyani ramal ekonomi Indonesia tahun ini bisa minus 1,7%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak corona virus disease 2019 (Covid-19) terhadap perekonomian dalam negeri semakin dalam. Di kuartal III-2020,  pemerintah meyakini ekonomi Indonesia berada di zona negatif. Bila terjadi, secara teknikal ekonomi Indonesia masuk jurang resesi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan proyeksi pemerintah, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 berada di rentang minus 2,8% hingga minus 1%. Dus, ekonomi sepanjang tahun 2020 diprediksi ambles minus 0,6% bahkan bisa hingga kontraksi 1,7%.

Proyeksi pemerintah di akhir tahun ini sejalan dengan beberapa lembaga internasional yang meramal ekonomi Indonesia berada di zona negatif antara lain The Organization for Economic Co-operatin and Development (OECD) minus 3,3%, Asian Develompment Bank (ADB) minus 1%, Blommberg minus 1%, Innternational Monetay Fund (IMF) minus 0,3%, dan World Bank 0%.


Baca Juga: Penerimaan pajak rawan shortfall, begini strategi pemerintah

Negative teritory akan terjadi di kuartal III dan mungkin masih berlangsung di kuartal IV yang kita upayakan akan tetap dekat dengan 0% di level positif. Semua forecast ini bagaimana perkembangan kasus Covid-19 dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pera APBN, Selasa (22/9).

Secara rinci, Menkeu menyampaikan beberapa catatan yang akan memengaruhi ekonomi di tahun ini. Pertama, konsumsi rumah tangga membaik tercermin dari data mobilitas, namun masih negatif.

Kedua, konsumsi pemerintah di kuartal III-2020 naik tajam seiring percepatan realisasi belanja pemerintah. Ketiga, investasi sedikit lebih baik, tapi masih lemah tercermin dari indikator aktivitas bangunan, impor barang modal, dan penjualan kendaraan niaga. Dus perbaikan aktivitas ekonomi masih tertahan membuat investasi masih wait and see.

Baca Juga: Pemerintah cari untung dari penempatan dana di Himbara, ini penjelasan Sri Mulyani

Keempat, perdagangan internasional masih turun tajam, terutama perbaikan PMI mempengaruhi walau pun masij tumbuh negatif. Kelima, aktivitas pariwisata masih rendah, menekan sektor transportasi, hotel dan restoran. 

Keenam, sektor pertanian, informasi dan komunikasi dan berbagai sektor jasa mampu tumbuh positif. 

Selanjutnya: Bunga penempatan dana pemerintah di Himbara turun jadi 2,8%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi