Resmi akuisisi tambang Rio Tinto, Adaro Energy tarik pinjaman US$ 1,5 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membidik tambang internasional kini terpenuhi setelah perusahahaan ini resmi mengakuisisi tambang Kestrel milik Rio Tinto. Akuisisi ini resmi dilakukan pada 1 Agustus 2018 oleh perusahaan patungan antara ADRO dan EMR Capital Ltd (EMR) yakni Kestrel Coal Resources Pty Ltd.

Dalam kesepakatan ini Kestrel Coal Resources Pty Ltd mengakuisisi 80% saham Kestrel Coal Mine dengan nilai investasi US$ 2,25 miliar. Sementara, saham yang dimiliki oleh ADRO di Kestrel Coal Company sebanyak 48%.

"Dana (akuisisi) berasal dari utang sebesar 60% dan ekuitas sebesar 40%," kata Garibaldi Thohir, Direktur Utama ADRO, Kamis (2/8). 


Ia mengatakan ADRO mendapat pinjaman dari 14 bank nasional dan internasional sebesar US$ 1,5 miliar untuk aksi tersebut.

Garibaldi berharap dengan adanya akuisisi ini perusahaan tersebut bisa memproduksi coking coal lebih banyak. 

Tahun ini saja, Kestrel Coal Mine membidik produksi sebesar lima juta metrik ton, dan diharapkan bisa memproduksi tujuh juta metrik ton hingga akhir 2019.

Sayangnya Garibaldi masih enggan merinci kontribusi Kestrel Coal Company ke produksi ADRO. Ia hanya menjelaskan kemungkinan di tahun depan, perusahaan ini bisa memberi kontribusi sebesar 2,6 juta metrik ton dengan asumsi produksi tambang tersebut memenuhi target ADRO.

Menurut Garibaldi, masuknya ADRO ke bisnis coking coal merupakan salah satu yang cukup menguntungkan karena tak ada overbuden dari investasi. "Supaya kami juga bisa melakukan diversifikasi," ujarnya.

ADRO berharap bisa menjual produksi perusahaan tersebut di baik di dalam negeri dan di luar negeri. Di dalam negeri, ADRO membidik perusahaan-perusahaan seperti PT Krakatau Steel Tbk dan juga ke POSCO.

Di luar negeri, ADRO membidik beberapa negara sebagai negara tujuan ekspor coking coal. Antara lain Jepang, China, dan Korea Selatan.

Garibaldi belum mau berbicara banyak terkait dengan rencana akuisisi ADRO selanjutnya, Hanya saja, perusahaan tersebut terbuka untuk melakukan akuisisi jika diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi