Resmi Berbisnis Modal Ventura, Ini Rekomendasi Analis Atas Saham BTPN Syariah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),  PT BTPN Syariah Ventura akhirnya resmi beroperasi. BTPN Syariah Ventura di bawah entitas bisnis PT Bank BTPN Syariah Tbk (BPTS) yang mendirikan anak usaha baru di bisnis modal ventura (venture capital).

"Kegiatan usahanya yakni modal ventura syariah, pengelolaan dana ventura dan kegiatan usaha lain dengan persetujuan otoritas terkait yang seluruhnya dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah," kata Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan BTPS, Arief Ismai, dalam keterbukaan informasi, Jumat (3/6).  

Modal dasar entitas anak (BTPN Syariah Ventura) ditetapkan sebesar Rp 500 miliar dan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp 300 miliar.


Pemegang saham BTPN Syariah Ventura yakni BTPN Syariah sebesar 99% atau setara dengan Rp 297 miliar, sementara induk BTPN Syariah yakni PT Bank BTPN tbk (BTPN) memegang sisanya sebesar 1% atau setara dengan Rp 30 miliar.

Meski baru resmi, BTPN Syariah Ventura telah menyalurkan pendanaan Pra Seri B ke startup rural e-commerce, Dagangan. Nilainya US$ 6,6 juta. Investor lain yang berpartisipasi termasuk Monk’s Hill Ventures dan Hendra Kwik, CEO Payfazz, perusahaan fintech yang melayani UMKM dan masyarakat unbanked di Indonesia.

Investasi strategis ini akan digunakan oleh Dagangan untuk meneruskan ekspansi bisnis serta meningkatkan kapabilitas tim pengembangan produk dan teknologi. Dagangan juga akan bekerja sama dengan institusi keuangan lain untuk mengembangkan layanan finansial.

Bagaimana peluang saham BTPS? Sebelunya Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus menyatakan, potensi bisnis perbankan di sektor syariah masih sangat terbuka lebar. Sejauh ini penetrasi syariah di pasar Indonesia masih sangat rendah yaitu baru sekitar 6,51% pada tahun lalu. 

“Kalau kita bandingkan, tentu sangat jauh sekali dengan Malaysia yang sudah melakukan penetrasi hingga 30%,” ujar Nico kepada Kontan.co.id.

Hanya saja, Nico melihat dibutuhkan sumber daya manusia dan teknologi untuk mendorong penetrasi bertumbuh lebih cepat. Terlebih, ekonomi digital mulai mengambil peran dan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan. 

“Kuenya yang begitu besar, tidak akan mampu terserap sempurna kalau tidak diikuti dengan sumber daya yang mumpuni. Oleh sebab itu kita bisa melihat perbankan syariah yang memiliki sumber daya yang kuat,” jelasnya. 

Ia memasang target harga saham BTPS di level Rp 4.000 per saham. Harga saham BTPS pada Senin (6/6) tutup di Rp 3.020. Menurun 2,58%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian