Resmi Berdiri, PII Incar Tiga Proyek Infrastruktur



JAKARTA. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) kemarin (11/5) resmi berdiri. Lembaga ini langsung mengincar tiga proyek infrastruktur yang ditawarkan dengan skema kerjasama pemerintah-swasta alias public private partnership (PPP).

Ketiga proyek tersebut, pertama, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) di Jawa Tengah senilai US$ 3 miliar. Kedua, rel kereta api Bandara Soekarno Hatta-Stasiun Manggarai bernilai US$ 900. Ketiga, pengolahan sampah terpadu di Bandung senilai US$ 95 juta.

PII akan memberikan jaminan terhadap janji contract agency dalam perjanjian ketiga proyek tersebut. Seperti, keterlambatan atau kegagalan dalam pengadaan lahan, perizinan, perubahan peraturan perundang-undangan, dan wanprestasi, baik yang terkait dengan pendapatan volume atau penjualan. "Serta risiko politik dan risiko terminasi," ujar Presiden Direktur PII Shintya Roesly.


Semua penjaminan tersebut, Shintya menyatakan, dapat diberikan selama periode pra-konstruksi, konstruksi, dan saat beroperasi.Nantinya, proyek yang dijamin PII adalah semua proyek infrastruktur yang masuk dalam daftar PPP Book 2010. "Penjaminan kami tidak ada batasan nilai proyeknya," tegas Shintya.

Menteri Keuangan Sri Mul-yani Indrawati bilang, PII bakal menjadi ujung tombak pembangunan infrastruktur di Indonesia. Soalnya, badan ini merupakan penjamin proyek- proyek infrastruktur.

Dengan kelahiran PII, Sri Mulyani mengatakan, investor tidak perlu cemas lagi proyek yang mereka garap terhambat di tengah jalan. "Kami mau tak ada lagi hambatan pembangunan lantaran kekhawatiran dan risiko yang akan dihadapi para investor sudah dijamin," katanya.

Sebagai modal awal, Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah akan menyuntikkan dana sebesar Rp 1 triliun kepada PII. Dana ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010.

Selain dari Pemerintah RI, Bank Dunia yang menggandeng Singapore Cooperation Enterprise juga akan menyuntikkan modal ke PII sebesar US$ 500 juta. Termasuk membantu meningkatkan pembangunan kapasitas PII agar dapat beroperasi dengan standar internasional. "Nilai jaminan US$ 500 juta ini dapat menutup risiko proyek senilai US$ 2 miliar," ujar Shintya.

Kepala Perwakilan Bank Dunia di Jakarta Joachim Von Amsberg optimistis, pembangunan infrastruktur di Indonesia bakal sukses dengan adanya dukungan kuat dari Pemerintah RI, melalui pembentukan PII.

Chief Executive Officer Singapore Cooperation Enterprise, anak usaha Temasek Holdings, Alphonsus Chia menambahkan, keberadaan PII dan dukungan Pemerintah Indonesia bisa meningkatkan kepercayaan investor. "Saya yakin investor akan senang menggarap proyek infrastruktur di sini," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi