Resmi berubah nama, Zurich Asuransi Indonesia bidik posisi tiga besar di 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mendapat izin usaha sehubungan dengan perubahan nama dari Adira Insurance menjadi Zurich Asuransi Indonesia, perusahaan asuransi umum ini membidik pangsa pasar dengan menjadi tiga besar di industri pada tahun 2023.

Direktur Utama Zurich Asuransi Indonesia Hassan Karim bilang, saat ini potensi industri asuransi umum di Indonesia masih cukup besar mengingat peningkatan premi yang terus bertumbuh. Mengingat, data OJK mencatat pendapatan premi asuransi umum  tumbuh sebesar 1,73% yoy pada Agustus 2021 atau senilai Rp 50,16 triliun 

“Aspirasi kami ialah untuk menumbuhkan pangsa pasar kami dengan fokus pada pelanggan, yang saat ini kami berada pada nomor lima di pasar asuransi umum dimana ambisi kami meningkatkan menjadi nomor tiga di 2021,” ujar Hassan dalam konferensi pers, Kamis (4/11).


Hassan menuturkan, dengan rebranding ini, pihaknya melakukan pendekatan modern dan customer-centric, untuk mendampingi dan memberikan perlindungan bagi masyarakat di Indonesia. 

Baca Juga: Laba emiten asuransi di kuartal III-2021 masih merekah

Ia optimistis Zurich Asuransi Indonesia kini memiliki kapabilitas, talenta, dan keahlian untuk semakin berkembang saat industri asuransi umum Indonesia memiliki potensi yang besar.

“Perusahaan Zurich yang baru, menggabungkan semangat, kekuatan, dan pengalaman Adira Insurance di pasar lokal dengan keahlian, jaringan, serta jejak solid Zurich di industri asuransi global,” tambah Hassan.

Chief Technical Officer Zurich Asuransi Indonesia Rismauli Silaban menambahkan, salah satu langkah baru dari rebranding ini ialah meluncurkan produk baru, salah satunya produk asuransi perjalanan Zurich Travel Insurance.

Adapun, produk tersebut merupakan kombinasi dari Eazi Travel Insurance milik Zurich dan Travellin dari Adira Insurance. Produk tersebut memberikan proteksi untuk perjalanan domestik maupun internasional dengan berbagai manfaat perlindungan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perjalanan.

Rismauli bilang, produk ini memang disiapkan mengingat pandemi Covid-19 mulai mereda ditambah tingkat pembatasan aktivitas masyarakat di beberapa wilayah sudah berada di level 1.

“Di Indonesia, perjalanan sudah mudah karena sebagian wilayah sudah ada di level 1 dan level 2, jadi ini sebenernya kita sudah siap sekarang karena kalau kita siapkan produk ini dua bulan lagi mungkin akan terlambat karena sekaran perjalanan sudah aktif kembali,” tambah Rismauli.

Ia pun juga berpendapat bahwa di antara produk lain di asuransi umum, asuransi perjalanan memiliki tingkat kesadaran masyarakat yang paling tinggi. Bukan tanpa alasan, masyarakat sudah tau risiko ketika melakukan perjalanan sehingga membutuhkan asuransi perjalanan.

"Terlebih, ketika kita melakukan traveliing di negara lain, sebagian besar negara-negara lain juga mensyaratkan untuk memilik asuransi tersebut," imbuhnya.

Selanjutnya: Zurich Syariah bidik pangsa pasar asuransi syariah di tahun 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat