KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS) pada Jumat (15/5) menetapkan beberapa wajah baru dalam jajaran komisaris dan direksi. Salah satu keputusan RUPST tersebut adalah penetapan Suko Hartono sebagai Direktur Utama, Fariz Azis sebagai Direktur Komersial, dan Beni Syarif Hidayat sebagai Direktur SDM & Umum.
Baca Juga: Simak capaian dan target bisnis Perusahaan Gas Negara (PGAS) di masa mendatang Ke depan, PGAS akan memperluas utilisasi gas bumi melalui pembangunan infrastruktur pemanfaatan gas bumi seperti proyek Liquified Natural Gas (LNG) Teluk Lamong Jawa Timur, Jaringan gas (Jargas) Rumah Tangga, penyediaan infrastruktur minyak bumi dan pipa transmisi Rokan, gasifikasi Kilang Minyak Pertamina, serta gasifikasi PLTD di 52 lokasi pembangkit listrik PLN. Hal ini dilaksanakan agar dapat meningkatkan pengembangan gas bumi di wilayah baru dalam rangka pemerataan akses, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Direktur Utama PGAS, Suko Hartono, yang baru ditetapkan dalam RUPST PGN juga menyampaikan strategi-strategi yang akan dilakukan PGAS ke depan. Dalam hal ini, PGAS akan melakukan efisiensi untuk menurunkan biaya operasi. Caranya dengan melakukan integrasi pipa PGN SSJW 1 dan SSJW 2 dengan pipa Pertagas Cirebon - Cilegon milik Pertagas. Dengan demikian, gas yang berasal dari Sumatera tidak perlu jauh dibawa PGAS ke Karawang. Begitu pula sebaliknya, gas dari Pertamina EP tidak perlu dibawa jauh-jauh ke Cilegon. "Dengan begitu akan terjadi efisiensi penggunaan kompresor, dan alat-alat pendukung lain,” ungkap Suko dalam siaran pers yang diterima Kontan, hari ini (15/5). Selajutnya, dalam jangka menengah panjang, PGN akan melakukan efisiensi biaya operasi. Upaya ini dilakukan dengan penggabungan usaha yang sejenis di PGAS dan Pertagas, seperti bisnis non pipa dalam bentuk
Compressed Natural Gas (CNG), LNG, serta bisnis pengangkutan pipa dan penyimpanan LNG.
Baca Juga: PGN berganti pengurus, begini tanggapan asosiasi kimia dasar anorganik Indonesia “Ke depan PGAS juga akan melakukan optimalisasi aset di FSRU Lampung dan KJG, serta inovasi produk yang tidak hanya sekadar jual gas tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk hilir gas. Misalnya, kerja sama membangun industri berbasis gas, khususnya petrochemical dengan perusahaan terkemuka dan teknologi terbaik dunia,” terang Suko. Lebih lanjut, Suko mengungkapkan bahwa PGAS akan mengoptimalkan fungsi sebagai penyedia infrastruktur dan jaminan pasokan gas jangka panjang, serta menggandeng mitra yang lain sebagai penyedia teknologi dan investasi. Sebagai contoh, penyediaan produk methanol yang dapat digunakan untuk membantu program B30-B50 serta industri turunan lainnya. “Dalam lima tahun ke depan, kami merencanakan target strategis untuk pemenuhan energi bagi 4 juta jargas rumah tangga, serta peningkatan pengelolaan niaga gas bumi emncapai 1.800 BBTUD di domestik dan 600 BBTUD dari global LNG trading,” tutup Suko. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .