Resmi Melantai di BEI, Saham Bersama Mencapai Puncak (BAIK) Malah Langsung ARB



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengelola Ayam Goreng Nelongso, PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/2). Pada perdagangan perdana, hingga pukul 09.50 WIB, saham BAIK auto rejcetion bawah (ARB) atau turun 24,46% ke posisi harga Rp 210 per saham.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekref) Sandiaga Salahuddin Uno turut memberikan ucapan selamat terhadap Bersama Mencapai Puncak  pada perdagangan perdananya.

“Saya mengucapkan selamat kepada BAIK yang telah berhasil listing di BEI. Saya memberikan apresiasi kepada BAIK sebagai UMKM lokal yang berhasil IPO. Saya turut bangga semoga bisa diikuti bagi UMKM lainnya,” kata Sandiaga saat pencatatan saham perdana di BEI, Kamis (15/2).


Baca Juga: Bersiap Melantai di BEI, Bersama Mencapai Puncak (BAIK) Janjikan Dividen ke Investor

Bersama Mencapai Puncak mematok harga penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) sebesar Rp 278 per saham. 

Harga IPO yang ditetapkan BAIK ada di batas atas saat penawaran awal atau book building di rentang Rp 268 per saham-Rp 278 per saham.

Dalam penawaran umum perdana saham ini, BAIK menawarkan sebanyak 225 juta saham atau sekitar 20,00% dari total modal ditempatkan dan disetor. Dengan begitu, BAIK berpotensi meraih dana segar sebanyak Rp 62,55 miliar.

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham ini akan digunakan untuk modal kerja BAIK, antara lain untuk biaya operasional, biaya sewa outlet, dan pembelian bahan baku, dengan rincian sebagai berikut:

Baca Juga: Ayam Goreng Nelongso (BAIK) IPO Incar Rp 62,55 Miliar, Begini Bisnis dan Kinerjanya

Bersama Mencapai Puncak akan menggunakan sekitar 3,48% dana untuk pembelian mesin dan kendaraan operasional untuk menunjang proses distribusi produk dan bahan baku yang lebih optimal.

Pertama, sekitar 44% untuk pembelian mesin cold storage dengan kapasitas 20 ton dan satu unit mesin air blast compressor twostage.

Kedua, sekitar 56% untuk pembelian kendaraan operasional berupa satu mobil truk Traga, satu mobil Suzuky Carry, 5 kendaraan roda dua dan satu mobil karoseri pendingin.

Editor: Noverius Laoli