Resmi melantai di bursa, ini rencana bisnis Bali United (BOLA) pada tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) menargetkan pendapatan sebesar Rp 159 miliar pada 2019. Angka ini naik 38% dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 115,2 miliar.

Direktur Keuangan BOLA Yohanes Ade Bunian Moniaga mengatakan, sebesar 96% target pendapatan ini berasal dari sponsorship. Tahun lalu, sponsorship menyumbang 70% pendapatan Bali United. Sementara itu, untuk bottom line, Bali United menargetkan laba sebelum pajak Rp 19,4 miliar dan laba operasi Rp 10 miliar.

Untuk mencapai target tersebut, Yohanes mengatakan akan menggenjot kinerja semua anak usahanya. “Rata-rata anak perusahaan masih baru. Pasti kami akan genjot semuanya itu,” kata dia di Jakarta, Senin (17/6).


Sebagai informasi, Bali United memiliki sumber pendapatan yang beragam. Mulai dari tiket, hak siar televisi, sponsor, penjualan merchandise melalui toko menchandise, penjualan makanan dan minuman melalui kafe, playland, akademi sepak bola, media, marketing, agency, dan e-sport.

Tahun ini, Bali United juga telah memiliki berbagai rencana atas penggunaan dana IPO. Chief Executive Officer Bali United Yabes Tanuri, mengatakan, dana IPO yang sebesar Rp 350 miliar akan digunakan untuk belanja modal, pengembangan anak usaha, dan modal kerja.

Sebagai informasi, Bali United resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (17/6). Pada perdagangan hari perdana, harga saham BOLA sempat melonjak 69,14% ke Rp 296 per saham dari harga IPO sebesar Rp 175 per saham. BOLA menawarkan 2 miliar saham yang setara dengan 33,33% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Bali United akan menggunakan 60,5% dana IPO untuk modal kerja. Antara lain untuk merekrut pemain dan pelatih yang profesional, penyelenggaraan event serta operasional klub, megastore , dan akademi sepak bola. ”Dana ini juga akan digunakan untuk cedera pemain, pergantian, dan kesejahteraan pemain,” kata Yabes.

Kemudian, sebanyak 19,1% akan digunakan untuk belanja modal. Secara rinci, dana tersebut bakal diperuntukkan bagi pengembangan fasilitas dan peralatan di stadion, pengembangan fasilitas latihan dan akademi, serta ekspansi outlet Bali United Store dan playland. Dana ini juga akan digunakan untuk pengembangan teknologi informasi berupa aplikasi dan program customer relationship management (CRM) untuk fans.

Selanjutnya, sebanyak 20,4% akan digunakan untuk penguatan struktur permodalan entitas anak. Secara rinci, sebanyak 42,6% akan diberikan untuk PT Kreasi Karya Bangsa untuk membangun studio dan kantor untuk live streaming, shooting, editing, rumah produksi, serta pembelian peralatan seperti kamera. Kemudian, sebanyak 32,8% akan diberikan ke PT Bali Boga Sejahtera untuk ekspansi kafe ke lokasi lain di sekitar Bali

Lalu, sebanyak 21,3% akan diberikan ke PT IOG Indonesia Sejahtera untuk membangun gaming house beserta fasilitas pendukungnya. Terakhir, sebanyak 3,3% ke PT Radio Swara Bukit Bali Indah untuk pembelian peralatan stasiun radio.

Yabes mengatakan, pihaknya ingin terus berinovasi baik di bidang sepak bola maupun industri olahraga dan hiburan secara luas. “Kami bertujuan untuk memajukan industri olahraga karena belum dilihat oleh orang lain,” kata dia.

Pada Liga 1 musim 2019 ini, Bali United menargetkan bisa bertengger di peringkat ke-5. Pada musim 2018, Bali United berada pada posisi ke-11 dengan torehan 45 poin. Menurut Chairman dan pemilik Bali United Pieter Tanuri, peningkatan peringkat ini secara tidak langsung akan mempengaruhi harga sahamnya.

Baginya, semakin bagus peringkat, maka semakin banyak investor yang akan membeli saham Bali United. Hal tersebut juga akan berdampak baik bagi bisnis Bali United yang lain. Yang jelas, pihaknya akan terus memberikan fasilitas lebih untuk mengembangkan sepak bolanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi