KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (5/5). Asal tahu saja, perusahaan merupakan pemilik dan pengelola Lucy In The Sky, salah satu pelopor ruang roof top di bidang Food & Beverage (F&B). Lucy In The Sky pun dikenal sebagai tempat ikonik yang mewakili kawasan SCBD. Perusahaan pun berhasil mempertahankan bisnisnya walau pandemi Covid-19 melanda sejak awal tahun 2020 silam. Manajemen LUCY mengatakan, konsep ruang terbuka membuat perusahaan menjalankan bisnis yang menjanjikan karena keberadaan ruang hijau yang sangat memikat publik sebagai go-to spot.
LUCY Chart by TradingView Pelanggan akan disambut dengan pilihan makanan yang lebih banyak dengan suasana ornamen bergaya Tropical Bohemian. Dengan konsep baru Lucy in The Sky yang menggandeng merk burger ternama yaitu Lawless Burger dan Pizzza Dealer yang mengusung tema outdoor dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat akan menjadi pilihan terbaik untuk masyarakat yang ingin menikmati udara segar di sekitar Jakarta. Selain Jakarta, terdapat 3 titik kota besar lain di Indonesia yaitu Surabaya, Bandung, dan Bali masih dalam proses perencanaan untuk pembukaan gerai. Di lokasi tersebut, target pembukaan gerai dilakukan pada semester kedua tahun 2022 mendatang. Saat ini, LUCY juga sedang dalam proses negosiasi dengan pemilik tempat di Senopati, Little Tokyo Blok M, PIK 2, dan Sarinah. Sedangkan di wilayah Surabaya, Bandung, dan Bali sedang melakukan perencanaan desain dan juga studi pasar. Perusahaan meyakini, penambahan outlet di beberapa kota di Indonesia ke depan akan terus bertumbuh sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan hiburan di tengah kota yang aman dan nyaman. Berdasarkan prospektus yang dikeluarkan perusahaan, penjualan dalam 10 bulan pertama tahun 2020 mencapai Rp 8,41 miliar, turun 48,90% dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama di tahun 2019 yang mencapai Rp 16,45 miliar. Penurunan pendapatan terjadi karena perusahaan sempat tidak beroperasi selama 4 bulan karena pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Editor: Anna Suci Perwitasari