KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa (31/3). Dengan menggunakan kode saham
SAMF, Saraswanti Anugerah melepas 775 juta lembar saham baru atau setara dengan 15,12% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga penawaran Rp120 per saham, SAMF meraup dana segar hasil Initial Public Offering (IPO) hingga Rp 93 miliar.
Baca Juga: Harga Saham Metro Healthcare (CARE) Terus Melejit, Sayang Valuasinya Kurang Menarik Bersamaan dengan proses IPO, SAMF juga melakukan
Employee Stock Allocation (ESA) atau alokasi saham untuk karyawan, yakni dengan memberikan alokasi pasti sejumlah 22.6 juta lembar saham kepada karyawan SAMF dan entitas anak usaha. Program ESA ini bertujuan untuk memberikan insentif dan meningkatkan rasa memiliki karyawan terhadap Perseroan serta memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat dalam mendukung operasional dan ekspansi perusahaan. Adapun saham yang diberikan dalam program ESA ini di lock-up selama 2 tahun. SAMF akan menggunakan sekitar 49,78% dana segar yang diperoleh dari IPO untuk mendanai kebutuhan belanja modal entitas anak, guna meningkatkan kapasitas produksi. Belanja modal yang dimaksud meliputi pembelian mesin-mesin produksi, mesin penunjang termasuk instalasi dan pembangunan, serta perbaikan dan/atau pemeliharaan fasilitas-fasilitas penunjang dari pihak ketiga. Sementara sisanya (sekitar 50,22%) akan digunakan untuk modal kerja SAMF dan entitas anak usaha. Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur, Yahya Taufik mengatakan proses book building dan penawaran umum telah berjalan dengan lancar. Meskipun saat ini kondisi nasional, regional, maupun global sedang tidak kondusif akibat ancaman virus Corona (Covid-19). “Selain itu, tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada prospek usaha Perseroan,” ujar Yahya.
Baca Juga: Ini Strategi Makmur Berkah Amanda (AMAN) Menggenjot Kinerja di Tengah Wabah Corona Hal ini terbukti selama masa penawaran umum, saham SAMF mengalami
oversubscribe 1,19x dari total penawaran atau 19,94x
oversubscribe dari porsi pooling yang ditawarkan.
Pada perdagangan perdana, saham SAMF langsung melesat 35% ke level Rp 162 per saham. Untuk diketahui, SAMF didirikan pada 1998 dan bergerak dalam bidang usaha produksi dan distribusi Pupuk NPK nonsubsidi. Pelanggan SAMF saat ini mencakup perusahaan perkebunan nasional baik swasta maupun pemerintah hingga lebih dari 500 pelanggan di seluruh Indonesia. Saat ini SAMF memiliki 3 (tiga) entitas anak dengan 5 pabrik yang tersebar di Jawa Timur, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto