KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten agribisnis PT Teladan Prima Agro Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (12/4). Pada hari perdana perdagangannya, perusahaan yang memiliki kode saham
TLDN ini dibuka melesat 17,24% menjadi Rp 680 per saham, dari harga
initial public offering (IPO) Rp 580 per saham. Melalui IPO, perusahaan tercatat ke-16 sepanjang 2022 ini melepas 517.681.200 saham baru ke publik atau setara 4% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan begitu, melalui IPO ini, TLDN memperoleh dana segar sebesar Rp 300.359.496.000. TLDN juga menyetujui pelaksanaan program MESOP dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1% dari saham yang ditawarkan dan disetor penuh setelah IPO dan MESOP atau sebanyak-banyaknya 130.773.000 saham baru. Dalam IPO ini, TLDN menggandeng PT BNI Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Direktur Utama Teladan Prima Agro Wishnu Wardhana mengatakan, saham TLDN memperoleh respons yang positif dan permintaan yang tinggi dari para investor. Hal ini tercermin dari kelebihan permintaan (
oversubscribed) pooling sebanyak 16 kali.
Baca Juga: Teladan Prima Agro Tetapkan Harga Penawaran Umum Rp 590 per Saham "Catatan kinerja dan portofolio operasional kami yang baik menjadi landasan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan perusahaan,” kata Wishnu dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (11/4). Wishnu menambahkan, pencatatan TLDN menjadi sebuah momen penting bagi industri kelapa sawit yang saat ini mengalami super-cycle harga komoditas kelapa sawit. "Pemulihan kondisi ekonomi di akhir masa pandemi Covid-19 menunjukkan sentimen positif dan minat yang meningkat terhadap industri kelapa sawit yang terus mengalami kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) selama beberapa tahun terakhir," ucap Wishnu. Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 71% dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal TLDN, yakni akuisisi perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas usaha dengan menambah jumlah lahan produktif tertanam dan kapasitas pengolahan pabrik kelapa sawit. Selanjutnya, sekitar 29% dana hasil IPO akan digunakan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak. Secara rinci, sekitar 15% untuk PT Telen Prima Sawit dan sekitar 14% untuk PT Daya Lestari. Penyetoran modal kepada PT Telen Prima Sawit akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan fasilitas pabrik pengolahan inti sawit atawa kernel crushing plant (KCP). Hal ini dilakukan dalam rangka upaya hilirisasi dan peningkatan nilai jual pada produk diolah.
Baca Juga: BEI Terbitkan Aturan Waran Terstruktur, Berikut Syarat AB yang Ingin Jadi Penerbit Kapasitas pabrik pengolahan inti sawit yang berlokasi di Kabupaten Kutai Timur tersebut adalah sebesar 100 ton inti sawit per hari. Pembangunan pabrik tersebut membutuhkan waktu setidaknya 18 bulan serta target penyelesaian pada tahun 2023. Kemudian, penyetoran modal kepada PT Daya Lestari akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas yang berlokasi di Kabupaten Kutai Timur. Hal ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah perusahaan berupa pemanfaatan limbah dalam rangka
zero waste management dan praktik bisnis yang berkelanjutan serta memberikan kontribusi efisiensi pada biaya energi.
Potensi produksi gas yang dihasilkan rencananya sebesar 5.300.000 Nm kubik per tahun dengan potensi menghasilkan listrik dengan kapasitas sampai 1,2 MW. Pembangunan pabrik tersebut membutuhkan waktu setidaknya 18 bulan serta target penyelesaian pada tahun 2023. Sebagai informasi, perusahaan yang beroperasi sejak tahun 2004 ini berfokus pada pengelolaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit berkelanjutan, serta energi terbarukan. TLDN memiliki luas lahan 60.468 Ha dimulai dari Kabupaten Berau dan berkembang ke Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Paser, hingga Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan menerapkan standarisasi ISPO dalam menghasilkan minyak kelapa sawit (
crude palm oil) dan inti sawit (
palm kernel) yang diproduksi dari 6 pabrik kelapa sawit. Jumlah kapasitas olah gabungan sebesar 310 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam serta didukung dengan 16 tangki penyimpanan dan dua bulking dengan kapasitas total 40.000 ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari