Resmi Meninggalkan Jateng, Ganjar Sebut Berhasil Jaga Nilai Tukar Petani di Atas 100



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo resmi meninggalkan posisinya menjadi orang nomor satu di daerahnya. Setelah purnatugas, Ganjar bakal bertolak ke Jakarta untuk menjalani proses politik sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2024.  

Sebelum meninggalkan jabatanya, Ganjar menyebutkan sudah meninggalkan jejak pekerjaan yang lumayan ciamik. Salah satunya adalah mengendalikan nilai tukar petani (NTP). Menurut politikus PDI-Perjuangan itu, hingga Agustus 2023, NTP Jateng masih tetap positif.

"Hari ini masih rapat inflasi, maka nilai tukar petani (NTP) kita (Jateng) alhamdulillah di atas 100 terus," ujar Ganjar di depan para petani dan nelayan yang berkumpul di Kantor Gubenur Jateng, Semarang, Senin (4/9), mengutip dari keterangan resmi.


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat NTP Jateng selalu dalam tren positif sepanjang tahun. Pada Januari, NTP mencapai 108,72, sedangkan pada Agustus mencapai 110,71.

Namun tantangan dari musim kemarau atau El Nino harus diwaspadai oleh petani di Jateng. Ganjar khawatir produksi beras di Jateng bakal menurun karena panen terganggu fenomena cuaca tersebut.

"Maka, di beberapa titik, tadi sudah saya arahkan agar potensi-potensi di tempat yang bagus (panennya) itu betul-betul didampingi agar di sisi hulunya bagus, wabilkhusus (daerah) yang punya irigasi teknis," ujar dia.

Jateng termasuk salah satu lumbung padi di Indonesia. Pada 2022, BPS mencatat memproduksi sebesar 9,36 juta ton gabah kering giling (GKG). Kala itu, Jateng merupakan provinsi produsen beras terbesar ketiga se-Indonesia, di bawah Jawa Timur yang mampu memproduksi 9,52 juta ton GKG dan Jawa Barat yang memproduksi 9,43 juta ton GKG.

NTP merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh petani dan indeks harga yang dibayar oleh petani. NTP di atas 100 berarti harga komoditas yang dijual petani lebih besar ketimbang harga barang yang dibeli petani. Artinya, pendapatan petani lebih besar ketimbang biaya produksinya.

Salah satu program yang dianggap sukses ialah Kartu Tani. Diimplementasikan sejak 2015, salah satu tujuan Kartu Tani ialah untuk mewujudkan pendistribusian, pengendalian, dan pengawasan pupuk subsidi kepada para petani yang berhak mendapatkannya.

Kinerja Ganjar dalam mengelola sektor pertanian memang tergolong baik. April lalu, Kementerian Pertanian (Kementan) bahkan mengusulkan agar Ganjar dianugerahi dua tanda kehormatan, yakni Satyalencana Pembangunan dan Wira Karya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Lamgiat Siringoringo