KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT Pradiksi Gunatama Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (7/7). Emiten dengan kode saham PGUN ini menjadi perusahaan tercatat ke-32 di BEI sepanjang 2020. Pada perdagangan perdana, harga PGUN melonjak 34,78% menjadi Rp 155 per saham dari harga
initial public offering (IPO) Rp 115 per saham. Lewat IPO, Pradiksi Gunatama melepas 900 juta saham atau setara 18% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh. Alhasil, Pradiksi Gunatama mengantongi dana segar Rp 103,5 miliar.
Baca Juga: IPO BEI: Tiga Emiten Baru Siap Masuk Bursa Direktur Keuangan Pradiksi Gunatama Tamlikho mengatakan, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana tersebut akan digunakan untuk belanja modal, seperti membuka lahan dan tanaman baru, pengembangan dermaga (jetty), dan pembangunan berupa pengerasan jalan. "Selain itu, kami akan memanfaatkan dana tersebut untuk membangun fasilitas perumahan karyawan dan sisanya akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan," tutur dia dalam siaran pers, Selasa (7/7). Dalam IPO ini, Pradiksi Gunatama menunjuk PT Investindo Nusantara Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sementara itu, PT Panin Sekuritas Tbk dan PT Panca Global Sekuritas berperan sebagai penjamin emisi efek. Selama masa penawaran umum, sebanyak 1.860 investor melakukan pemesanan saham PGUN. Pada pooling allotment, permintaan yang masuk mencapai 211 juta saham. Ini mencerminkan kelebihan permintaan (
oversubscribed) sebanyak 23,54 kali dari porsi pooling tersebut. Sementara itu, secara keseluruhan, terjadi
oversubscribed sebesar 1,23 kali dari total saham yang ditawarkan. Setelah IPO ini, pemegang saham PGUN terdiri dari PT Araya Agro Lestari sebesar 41%, PT Citra Agro Raya 41%, dan pemegang saham publik 18%. Pradiksi Gunatama berencana untuk membagikan dividen kepada pemegang saham mulai tahun 2023 berdasarkan laba bersih tahun buku 2022. Apabila laba bersih setelah pajak dividen mencapai Rp 50 miliar-Rp 100 miliar, maka rasio pembayarannya maksimal 15%. Sementara itu, apabila jumlah laba bersih di atas Rp 100 miliar, maka persentase pembayarannya sebanyak-banyaknya 20%.
Baca Juga: Tiga emiten bakal melantai di Bursa Efek Indonesia pada pekan depan Pada 2019, Pradiksi Gunatama masih membukukan rugi tahun berjalan Rp 21,75 miliar. Jumlah ini turun 63,24% dibanding rugi 2018 yang sebesar Rp 59,15 miliar Bukan hanya itu, penjualan bersih tahun 2019 melesat 171,27% secara tahunan, dari Rp 84,51 miliar pada 2018 menjadi Rp 229,25 miliar. Per 2019, aset Pradiksi Gunatama mencapai Rp 1,94 triliun, terdiri dari utang Rp 1,19 triliun dan ekuitas Rp 745,81 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi