Resmikan Tambak Budidaya Udang di Kebumen, Presiden Minta Daerah Lain Mereplikasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan tambak budidaya udang berbasis kawasan di Desa Plesung, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, pada Kamis, 9 Maret 2023. Dia mengharapkan, tambak seluas 60 hektare tersebut dapat menghasilkan udang sebanyak 40 ton per hektare.

"Tambak udang berbasis kawasan ini telah diselesaikan ini kurang lebih 60 hektare yang akan menghasilkan udang satu hektare-nya kurang lebih kita harapkan di atas 40 ton," kata Jokowi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (9/3).

Dia mengungkapkan, pembangunan kawasan budidaya udang ini menghabiskan anggaran Rp 175 miliar. Menurut Jokowi, dengan manajemen modern dan detail serta kebersihan yang terjaga, tambak udang tersebut bisa menjadi contoh untuk ditiru dan diterapkan di daerah lain.


"Kita harapkan ini menjadi sebuah contoh yang baik bagi budidaya udang vaname yang memerlukan kebersihan air, yang memerlukan betul-betul manajemen yang detail, dan kita harapkan ini menjadi contoh bagi kita semuanya," ungkap Jokowi.

Baca Juga: Wahono Saputra Pernah Jadi Saksi Kasus Suap Pajak Tahun 2017 dan Sebut Ipar Jokowi

Lebih lanjut, kata Jokowi daerah lain yang juga akan dibangun tambak udang serupa adalah di Waingapu, Provinsi Nusa Tengggara Timur (NTT). Dimana, saat ini desain dan perencanaan tambak udang di kawasan tersebut sudah selesai.

"Sebentar lagi kita akan mulai lagi 1.800 hektar di Waingapu di NTT. Ini sudah desain, perencanaan sudah selesai, ini di-copy dibuat di sana yang kita harapkan itu akan menjadi sebuah kawasan yang terintegrasi, ada tambak udangnya, ada industri pakannya, ada industri untuk turunan dari udang-udang yang dipanen," ujar dia.

Baca Juga: Jokowi: HPP Gabah/Beras Akan Segera Diumumkan Badan Pangan Nasional

Presiden menilai, tambak udang memiliki potensi keuntungan yang tinggi. Dengan produktivitas yang mencapai 40 ton per hektare, dinilai tingkat pengembalian investasinya (IRR) bisa didapat dengan cepat.

"Saya kira kalau di sini katakanlah tadi perkiraan angka 40 ton per hektare itu bisa dicapai, empat kali panen balik (modal). Sulit cari bisnis secepat itu baliknya, artinya IRR-nya semuanya bisa dalam persentase yang tinggi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati