TOKYO. Harga kontrak minyak ditransaksikan menurun pada akhir pekan ini (27/9). Itu artinya, harga minyak sudah mencatatkan penurunan mingguan selama tiga kali berturut-turut. Pada pukul 09.50 waktu Tokyo, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,4% menjadi US$ 102,67 per barel. Jika dikalkulasikan, penurunan harga minyak pekan ini mencapai 1,9%. Salah satu faktor penggerus harga minyak adalah meredanya kecemasan investor atas geopolitik Suriah. Asal tahu saja, kemarin, lima anggota permanen Perserikatan Bangsa Bangsa menyetujui untuk melakukan resolusi terhadap Suriah. "Pelaku pasar melihat situasi di Timur Tengah yang mulai mereda. Itu merupakan kunci pergerakan harga minyak saat ini. PBB bertindak cukup baik saat ini dengan meredakan ketegangan di area-area suplai minyak," jelas Michael McCarthy, chief market strategist CMC Markets di Sydney. Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent turun 0,2% menjadi US$ 109,02 per barel. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Resolusi PBB atas Suriah menekan harga minyak
TOKYO. Harga kontrak minyak ditransaksikan menurun pada akhir pekan ini (27/9). Itu artinya, harga minyak sudah mencatatkan penurunan mingguan selama tiga kali berturut-turut. Pada pukul 09.50 waktu Tokyo, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,4% menjadi US$ 102,67 per barel. Jika dikalkulasikan, penurunan harga minyak pekan ini mencapai 1,9%. Salah satu faktor penggerus harga minyak adalah meredanya kecemasan investor atas geopolitik Suriah. Asal tahu saja, kemarin, lima anggota permanen Perserikatan Bangsa Bangsa menyetujui untuk melakukan resolusi terhadap Suriah. "Pelaku pasar melihat situasi di Timur Tengah yang mulai mereda. Itu merupakan kunci pergerakan harga minyak saat ini. PBB bertindak cukup baik saat ini dengan meredakan ketegangan di area-area suplai minyak," jelas Michael McCarthy, chief market strategist CMC Markets di Sydney. Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent turun 0,2% menjadi US$ 109,02 per barel. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News