Resource Alam bidik kenaikan produksi 9% di 2013



JAKARTA. PT Resource Alam Indonesia Tbk ingin menggenjot produksi batubara. Tahun depan, perusahaan berkode saham KKGI ini membidik produksi 4,7 juta ton batubara. Angka tersebut lebih besar 9% ketimbang target produksi tahun ini, 4,3 juta ton. Head of Investor Relation KKGI, Eric Tirtana menyebut, produksi batubara mulai dikerek seiring meningkatnya permintaan dari sejumlah negara pengimpor. Maklum, dari total produksi perseroan, sebanyak 79,7% diserap pasar China. Lalu, 14% produksi dialokasikan untuk pasar Korea Selatan dan India 3,1%. Hanya, 3,2% untuk memenuhi kebutuhan domestrik.

"Bahkan, angka produksi tahun depan masih bisa lebih tinggi dari target, jika harga batubara kembali membaik," ujar Eric, Kamis (13/12). Kendati demikian, penambahan jumlah produksi batubara masih akan disumbang dari sejumlah konsensi yang sudah berproduksi di Samarinda, Kalimantan Timur. Konsesi tersebut menghasilkan batubara berkalori 5.200-6.000 kcal.Sedangkan, lima tambang yang baru saja diakuisisi  belum akan memberikan kontribusi. Eric mengaku, kelima tambang baru yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah itu masih dalam tahap eksplorasi. Sayang, dia enggan merinci perkiraan jumlah produksi kelima konsesi tambang baru itu. Dia hanya bilang,   tambang baru tersebut paling cepat mulai berproduksi tahun depan atau  2015 mendatang. Sekadar mengingatkan, sepanjang tahun ini, Resource Alam telah mengambil alih lima perusahaan tambang di Kalimantan, dengan total investasi mencapai US$ 11,82 juta.Rinciannya, pada awal 2012, KKGI mengakuisisi masing-masing 75% saham di empat perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur. Ketiganya yaitu PT Kaltim Mineral, PT Jaya Mineral, dan PT Tambang Mulia, dan PT Chaido Mega Mineral.Resource Alam menggelontorkan dana sebesar US$ 7,92 juta untuk memuluskan akuisisi keempat perusahaan tersebut.Lalu, pada Mei 2012, perseroan kembali mencaplok stau perusahaan tambang lagi, yaitu PT Loa Haur di Kalimantan Tengah. Perusahaan merogoh kocek US$ 3,9 juta untuk akuisisi ini. Adapun, hingga November tahun ini, Resource Alam telah memproduksi 3,85 juta ton batubara. Itu artinya, perseroan sudah memenuhi 89,5% dari target produksi yang dipatok sepanjang tahun ini, yaitu 4,3 juta ton. "Dengan melihat pencapaian sejauh ini, kami optimis target 4,3 juta ton hingga tutup tahun bisa terelasisasi,” ungkap Eric.Namun, kinerja keuangan Resource Alam selama sembilan bulan di tahun ini tidak terlalu menggembirakan.Hingga kuartal III-2012, perusahaan mencatatkan pencapatan sebesar  Rp 1,53 triliun, atau turun tipis dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 1,56 triliun. Eric mengklaim, penurunan pendapatan akibat koreksi harga batubara di pasar global. Akibatnya, laba bersih perusahaan pun turun sekitar 36,7% menjadi Rp 218,14 miliar pada akhir September tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini