JAKARTA. Kendati hanya menjadi proyek percontohan, PT Resource Alam Indonesia Tbk tak mau main-main menggarap pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) Cicatih di Sukabumi, Jawa Barat. Maklum, dana investasi proyek setrum berkapasitas 6,4 megawatt (MW) itu tak murah, yakni US$ 14,2 juta. Agoes Soegiarto, Direktur Keuangan PT Resource Alam Indonesia Tbk, mengatakan, pengerjaan fisik masih berlangsung. "Masih meneruskan pembangunan waterway dan persiapan bendungan," terang Agoes kepada KONTAN, Selasa (10/1).
Resource Alam sedang membikin mesin turbin khusus dengan vertikal kaplan. Model mesin tersebut menyesuaikan dengan kapasitas debit air dan produksi listrik yang diinginkan. Mesin turbin PLTMH Cicatih berasal dari Austria. Untuk mengimpor mesin tersebut, Resource Alam harus merogoh kocek sekitar € 2,13 juta. Semula Resource Alam mengaku, musim hujan menjadi kendala selama proses pembangunan. Karenanya, perusahaan berkode saham KKGI di Bursa Efek Indonesia itu tak bisa ngebut. Meskipun begitu, Resource Alam yakin target penyelesaian pembangunan PLTMH Cicatih tahun 2018 bisa tercapai. Pasca proyek setrum beroperasi, Resource Alam bakal menikmati pendapatan tetap. Mereka telah mendekap kontrak
power purchase agreement (PPA) atawa perjanjian jual-beli listrik dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) selama 15 tahun sejak tahun 2018. Asal tahu, operasional proyek PLTMH Cicatih nanti bakal menjadi catatan penting bagi perjalanan bisnis Resource Alam. Proyek itu menandai debut perdana mereka berbisnis listrik.
Alam Resource menjadikan PLTMH Cicatih sebagai batu loncatan sebelum menggarap proyek lain yang lebih besar. Sembari mengawal bisnis listrik, Resource Alam menargetkan produksi 4,5 juta ton batubara. Target itu sejalan dengan selesainya pembangunan sejumlah infrastruktur. Sebut saja lima pelabuhan jetty, crusher atau penghancur batubara berkapasitas 3.500 metrik ton per jam dan fasilitas loading berkapasitas 3.675 metrik ton per jam. Sebelumnya, Pintarso Adijanto, Direktur Utama PT Resource Alam Indonesia Tbk, menyatakan optimistis, harga batubara tahun ini bisa stabil pada level harga US$ 80 per ton-US$ 90 per ton. Sementara alokasi dana belanja atau
capital expenditure (capex) modal sekitar US$ 1,5 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie