Resource Alam tetap fokus ekspor



JAKARTA. Pada tahun ini PT Resource Alam Indonesia Tbk belum berencana mengubah haluan, dari penjualan ekspor ke domestik. Padahal, saat ini banyak proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang dalam pengerjaan dan membutuhkan pasokan batubara.

Pintarso Adijanto, Direktur Utama PT Resource Alam, mengatakan, saat ini kalori batubara perusahaan ini adalah 5.000 kilo kalori (kkal) per kg. Jadi, sangat cocok untuk pasar ekspor. Itu sebabnya, emiten Bursa Efek Indonesia berkode KKGI ini masih akan fokus ekspor. Perusahaan terus mencari peluang melakukan penjualan ekspor.

Sebut saja pasar Jepang dan Spanyol yang sudah mulai dijajaki sejak tahun lalu. KKGI menyasar porsi pasar ekspor mencapai 95%.


Tapi, KKGI tidak menampik bila ada permintaan dari pasar domestik asalkan harganya cocok. Dulu sempat 70% ekspor perusahaan ini ke China, tapi sekarang tidak ada market yang lebih 30%. "Domestik kami ada masalah penjualan, sehingga tidak kompetitif. Domestik boleh dikatakan minim tidak sampai 5% hampir semuanya ke pasar ekspor," ujarnya ke KONTAN, Rabu (1/3).

Saat ini perusahaan tersebut sudah memiliki kontrak penjualan untuk pasar ekspor yakni Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan, India, Filipina, Thailand, dan Malaysia. Sepanjang tahun 2017, perusahaan ini menargetkan bisa memproduksi sekitar 4,5 juta ton.

Angka tersebut meningkat 28,57% dibandingkan realisasi produksi tahun lalu yang mencapai 3,5 juta ton. Nah, pada tahun ini jumlah tersebut akan meningkat karena perusahaan akan memulai pengoperasian tambang Loa Haur di Kalimantan Tengah, tepatnya pada semester II. Tambang Loa Haur diperkirakan memiliki cadangan terbukti mencapai 12 juta ton.

Memang belum signifikan menambah produksi. Namun, adanya tambahan dari tambang Loa Haur tentu akan membuat kinerja penjualan meningkat.

Apalagi beberapa pasar baru pada tahun ini, seperti Jepang dan Spanyol sudah melakukan order ulang. Sejauh ini, Loa Haur sedang dalam proses pengurusan izin. "Perkiraan kami, akhir tahun ini mungkin sekitar September atau Oktober. Tambahannya sekitar 1 juta ton," terang Pintarso.

Demi terus menambah produksi dan cadangan, Pintarso bilang, perusahaan tidak menutup peluang melakukan akuisisi tambang baru. Seperti diketahui, terakhir kali perusahaan menambah cadangan batubara pada awal tahun 2012 silam.

Saat itu KKGI mengakuisisi empat tambang greenfield di Kalimantan Timur. "Kalau ada (yang jual) tambang, kami pelajari, berapapun (cadangan), spesifikasi boleh asa l feasible, ya kami lebih suka tambang di Kalimantan.

Agoes Soegiarto, Direktur KKGI, menambahkan saat ini KKGI akan menggelontorkan dana belanja modal (capex) sekitar US$ 1,5 juta yang mayoritas digunakan ke perbaikan infrastruktur dan pembelian alat berat untuk coal getting. Selain di batubara, KKGI juga membangun PLTMH Citatih berkapasitas 6,4 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini