Respon berlebihan pelaku pasar menggerus emas



JAKARTA. Harga emas mengalami koreksi di tengah penguatan mata uang dollar AS. Data - data positif dari Amerika Serikat (AS) membawa index USD ke level tertinggi dalam enam minggu sehingga menggerus pamor logam mulia.

Mengutip Bloomberg, Rabu (20/7) pukul 16.45 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus 2016 di Commodity Exchange terkikis 0,48% ke level US$ 1.325,9 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir emas tergerus 1,3%.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures menilai pelemahan harga emas hanya disebabkan oleh faktor teknikal. "Emas cenderung bergulir dalam area konsolidasi," ujarnya. Faktor lain yang membatasi penguatan harga emas adalah kokohnya nilai tukar dollar AS yang mendekati level tertinggi dalam enam pekan.


Berdasarkan data Bloomberg, investor menarik dana hingga US$ 793 juta ton pada akhir pekan lalu atau terbesar sejak November 2015. Sementara kepemilikan emas pada Exchange Traded Funds (ETF) turun 3,9 metrik ton.

Hal ini tak lepas dari penguatan USD setelah data ekonomi AS mulai tenaga kerja, penjualan ritel hingga perumahan menunjukkan hasil positif.

Untuk jangka panjang, Deddy memprediksi harga emas dapat kembali melanjutkan tren penguatannya. Terbukti pada awal pekan ini, kepemilikan emas pada ETF kembali naik 2,5 ton menjadi 2.004,9 ton. Namun pergerakan emas tentu akan terus mengalami volatilitas.

Kondisi ekonomi global yang masih penuh dengan ketidakpastian membuat pasar merespon secara berlebihan isu yang berkembang. Termasuk spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Maka tak heran jika spekulasi tersebut kembali muncul setelah data ekonomi AS terlihat membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto