KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menaikkan harga pokok pembelian (HPP) gula dalam waktu dekat. Petani meminta agar Jokowi menaikkan harga menjadi Rp 10.500 per kg dari sebelumnya Rp 9.700. Hal ini tentu akan berdampak pada emiten sektor makanan dan minuman (mamin), meski beberapa emiten mengaku dampak tersebut tidak akan berpengaruh signifikan terhadap beban pokok penjualan. Ambil contoh PT Mayora Indak Tbk (MYOR), sekretaris perusahaan Yuni Gunawan mengatakan, rencana kenaikan harga gula hingga 5% akan berdampak ke beban pokok penjualan sebesar 0,5%-0,7%.
"Pengaruhnya saya rasa tidak akan signifikan ya, karena kami juga menggunakan gula rafinasi, kan yang dinaikkan gula lokal," katanya, kepada Kontan.co.id, Rabu (13/2). Yuni mengaku pihaknya belum akan menaikkan harga jual karena harus dilakukan dengan hati-hati dan jika diperlukan baru langkah tersebut diambil. Di samping itu, MYOR juga tidak akan merevisi target dan tetap optimistis mampu mengejar pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masih-masing 10%-11%. Senada juga disampaikan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), pasalnya kontribusi gula terhadap bahan baku sangat kecil dan terhadap bahan pokok penjualan kontribusi gula masih di bawah 5%. "Saya kira pengaruhnya tidak akan signifikan karena pemakaian yang relatif sedikit pada produk ultra milk maupun produk lainnya bahkan produk sari kacang ijo menggunakan gula merah juga," ungkap Azwar Thahier, Public Relation ULTJ. Azwar bilang, naiknya harga gula tak membuat ULJT berencana menaikkan harga jual sebab kenaikan harga jual ditentukan oleh banyak faktor, bukan hanya kenaikan bahan baku seperti gula pasir saja. Azwar optimistis, tahun ini ULTJ bisa meraih pendapatan di atas 10% dari capaian tahun 2018 lalu sebesar Rp 5 triliun. Direktur PT Siantar Top Tbk (STTP) Armin menegaskan kenaikan gula tak akan berpengaruh signifikan kepada perusahaan pasalnya gula hanya berkontribusi sedikit terhadap bahan baku. "Kalau berpengaruh pasti ada tapi saya rasa kecil sekali, kita kan bahan baku paling besar di terigu bukan di gula," ujarnya. Selanjutnya dia mengatakan, pihaknya tak akan mengurangi porsi gula dalam bahan baku sebab jika hal tersebut dilakukan akan berdampak pada rasa produk mereka, dia menambahkan adanya rencananya pemerintah untuk menaikkan harga gula belum membuat perusahaan berniat untuk menaikkan harga jual.