KONTAN.CO.ID-JAKARTA. JAKARTA. PT Bank BCA Syariah dan PT Bank Mega Syariah sebelumnya telah menjadi bahan perbincangan terkait kemungkinan diakuisisi oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Investor Relations Group Head BSI, Rizky Budinanda, membahas peluang ini dalam acara Emiten Corner bersama BSI pada akhir Februari. Manajemen BCA Syariah dan Bank Mega Syariah menolak membuka peluang untuk akuisisi atau merger dengan bank syariah lainnya.
Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum, menyatakan bahwa sebagai anak usaha BCA, mereka tidak memiliki rencana untuk merger dalam waktu dekat. Baca Juga: BCA Syariah Telah Salurkan Rp 2,7 Triliun Untuk Pembiayaan Berkelanjutan Pada 2023 BCA Syariah telah mengalami beberapa kali merger sejak konversi dari PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) pada tahun 2009. Yuli menegaskan bahwa saat ini tidak ada wacana untuk merger lagi, dan fokus mereka adalah pengembangan bisnis, terutama inovasi dalam layanan digital banking seperti mobile banking. BCA Syariah mencatat pertumbuhan aset sebesar Rp 14,5 triliun pada tahun 2023, dengan penyaluran pembiayaan naik 18,8% YoY menjadi Rp 9 triliun dan DPK tumbuh 15,5% YoY menjadi Rp 10,9 triliun. Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mega Syariah, Hanie Dewita, juga menegaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana merger dengan bank lain. Mereka tetap fokus pada pengembangan bisnis melalui strategi ritel, cross selling, dan digitalisasi. Bank Mega Syariah belum merilis laporan keuangannya untuk tahun 2023, namun mencatat total aset sebesar Rp 14,6 triliun per Januari 2024. Baca Juga: Melihat Kinerja Sejumlah Bank Syariah pada 2023, Siapa Paling Moncer?