Respons BI atas outlook negatif peringkat utang Indonesia oleh S&P



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dengan adanya peningkatan kasus harian Covid-19 akibat varian Delta di Indonesia, Lembaga pemeringkat The Standard and Poor’s (S&P) masih mempertahankan peringkat utang atau sovereign credit rating Indonesia pada outlook negatif. 

Bukan tanpa alasan, lembaga tersebut khawatir peningkatan kasus harian Covid-19 ini akan memperlambat kinerja perekonomian Indonesia. Ini tentunya akan menjadi beban lebih terhadap performa fiskal pemerintah. 

Menanggapi hal itu, Bank Indonesia (BI) sadar, bahwa kunci dari pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah dengan menyelesaikan masalah kesehatan. 


Dalam hal ini, Gubernur BI Perry Warjiyo yakin, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah pandemi. Meski memang, ia mengakui peningkatan kasus harian ini memberi efek terhadap kinerja perekonomian jangka pendek. 

Baca Juga: Kinerja ekonomi melambat, lampu merah bagi beban bunga utang Indonesia

Namun, ia optimistis berbagai upaya yang dilakukan pemerintah mampu untuk memitigasi efek buruk dari varian Delta ini.

“Sudah ada percepatan progres vaksinasi untuk capai herd immunity. Juga penerapan protokol kesehatan untuk menekan angka kasus harian Covid-19,” ujar Perry, Kamis (22/7). 

Dari sisi ekonomi, pemerintah juga sudah menyalurkan stimulus fiskal. Pun BI mendorong dengan makroprudensial dan stimulus lain. Sehingga, perbaikan ekonomi digadang akan tetap berlanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. 

Dengan begitu, ia yakin ke depannya ini juga membawa angin segar bagi prospek peringkat utang dan outlook utang yang lebih baik. 

Selanjutnya: S&P prediksi defisit APBN 2021 bakal melebar, begini komentar Kemenkeu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli