KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. ASEAN berhasil mengumpulkan dana darurat penanganan virus corona (Covid-19) sebesar US$ 10 juta.

Dana tersebut dihimpun dalam Covid-19 ASEAN emergency respond fund. Sejumlah negara turut berpartisipasi dalam pendanaan tersebut seperti Jepang, China, Korea Selatan, Singapura, Inggris, Swiss, dan  lainnya.

"ASEAN berusaha untuk merespon sejak awal terjadinya pandemi baik dari sisi kesehatan mau pun respon dari sisi kerja sama ekonomi," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberikan keterangan pers di Istana Bogor usai mendampingi Presiden Joko Widodo hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-37 ASEAN, Kamis (13/11).

Retno bilang ASEAN jg telah merancang rencana kerja pemulihan dalam ASEAN Comprehensive Recovery Framework. Hal itu dilakukan baik melalui kerja sama antar negara ASEAN mau pun dengan negara mitra.

Baca Juga: Kemenaker sebut UU Cipta Kerja dapat tingkatkan produktivitas tenaga kerja

ASEAN juga telah menyiapkan cadangan obat-obatan untuk kesehatan masyarakat di regional (ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies for Public Health Emergency). Hal itu disumbangkan oleh negara ASEAN untuk kondisi darurat kesehatan.

"Negara ASEAN secara sukarela  menyumbang cadangan pasokan kesehatan dengan standar WHO untuk darurat kesehatan, negara mitra juga memberikan kontribusi," terang Retno.

Pada KTT tersebut juga disepakati ASEAN Travel Corridor Arrangement yang mengatur perjalanan bisnis dengan protokol ketat. Hal itu diharapkan dapat mendukung oemulihan ekonomi.

Hadir pula dalam KTT ke-37 itu Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dirjen WHO menyampaikan kasus Covid-19 yang telah mencapai lebih dari 50 juta dengan angka kematian lebih dari 1,5 juta.

WHO juga menyambut baik langkah-langkah yang telah dilakukan ASEAN dalam menghadapi pandemi Covid-19. Termasuk langkah membuat ASEAN Comprehensive Recovery Framework dan ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies for Public Health Emergency.

Selanjutnya: Jokowi dorong kerja sama ekonomi digital antara ASEAN dengan China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli