KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) merespons wacana penggabungan konsolidasi BUMN-BUMN yang selama ini menggarap energi panas bumi atau geothermal.
Manager Government & Public Relation Pertamina Geothermal Energy Sentot Yulianugroho memastikan, PGE pada prinsipnya akan terus fokus mendukung pemerintah dalam pengembangan panas bumi di Indonesia, termasuk dalam mengejar target
Net Zero Emission (NZE). Meski begitu, ia belum banyak bicara ketika ditanyai seputar rencana konsolidasi BUMN panas bumi.
“Kami belum ada informasi terkait hal tersebut (wacana penggabungan),” ujar Sentot saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (27/10).
Baca Juga: Masih Alot, Proses Konsolidasi Holding Panas Bumi Munculkan Tiga Opsi Sebelumnya, ide untuk menggabungkan perusahaan-perusahaan panas bumi dilontarkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, dalam acara
Road to G20 yang diselenggarakan Himpuni IPB Rabu lalu (26/10). Ia menuturkan, konsolidasi anak usaha atau sub
holding Pertamina dan PLN yang bergerak di sektor geothermal dengan Geo Dipa akan memperkuat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam sektor geothermal. "Kita mempunyai tiga perusahaan yang sebenarnya sudah melakukan geothermal ini, ada Pertamina, PLN, satu lagi ini Geo Dipa yang berada di bawah Kemenkeu. Memang ini perlu waktu, saya inginnya tahap awal memerjerkan ini menjadi satu kesatuan," ujar Erick (26/10).
Baca Juga: Soal holding BUMN geothermal, manajemen PGE: Masih dalam proses Sejalan dengan ucapan Erick, potensi geothermal Indonesia memang tidak bisa dianggap sepele dan masih bisa ditingkatkan pemanfaatannya. Mengutip Badan Geologi, potensi panas bumi di Indonesia sebesar 23,9 Giga Watt (GW) per Desember 2019 lalu.
Pada periode yang sama, potensi tersebut baru dimanfaatkan sebesar 2.130,6 MW atau setara sekitar 8,9% dari potensi tersebut. Saat ini, kapasitas terpasang di dalam Wilayah Kerja PGE sendiri mencapai 1.877 MW. Sebanyak 672 MW di antaranya dioperasikan sendiri oleh PGE, sedang 1.205 MW sisanya dioperasikan melalui
Joint Operation Contract. “(Fokus agenda bisnis PGE saat ini) prinsipnya pengoperasian dan pemeliharaan lapangan dan PLTP eksisting,” ujar Sentot. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli