KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan pemberi pinjaman kredit properti atau hipotek Amerika Serikat (AS) mulai limbung. Miliaran dollar AS pembayaran kredit hipotek yang tidak mampu dibayar oleh peminjam, membuat perusahaan hipotek AS harus mencari dukungan dana darurat dari pemerintah. Data Mortgage Bankers Association (MBA) yang diterbitkan Senin (4/5) menunjukkan tren kenaikan lebih lanjut pada peminjam yang meminta untuk menghentikan pembayaran. Jumlah orang yang ingin melakukan penundaan pembayaran hipotek atau pengurangan pembayaran naik menjadi 7,5% pada 26 April dari 7,0% pada seminggu sebelumnya. Efek pelemahan ekonomi dari wabah virus corona yang menekan keuangan rumah tangga menjadi penyebabnya. MBA memperkirakan bahwa 3,8 juta pemilik rumah sekarang mengetatkan ikat pinggang. Menurut MBA, lonjakan pembayaran yang tertunda dapat mengakibatkan perusahaan layanan hipotek, yang mengumpulkan pinjaman rumah dan menjualnya kepada investor, akan kekurangan likuiditas sebanyak US$ 100 miliar selama sembilan bulan ke depan. Itu karena penyedia hipotek masih harus melakukan pembayaran terjadwal kepada investor bahkan jika peminjam gagal melakukan pembayaran.
Restrukturisasi kredit membengkak, perusahaan kredit properti AS limbung
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan pemberi pinjaman kredit properti atau hipotek Amerika Serikat (AS) mulai limbung. Miliaran dollar AS pembayaran kredit hipotek yang tidak mampu dibayar oleh peminjam, membuat perusahaan hipotek AS harus mencari dukungan dana darurat dari pemerintah. Data Mortgage Bankers Association (MBA) yang diterbitkan Senin (4/5) menunjukkan tren kenaikan lebih lanjut pada peminjam yang meminta untuk menghentikan pembayaran. Jumlah orang yang ingin melakukan penundaan pembayaran hipotek atau pengurangan pembayaran naik menjadi 7,5% pada 26 April dari 7,0% pada seminggu sebelumnya. Efek pelemahan ekonomi dari wabah virus corona yang menekan keuangan rumah tangga menjadi penyebabnya. MBA memperkirakan bahwa 3,8 juta pemilik rumah sekarang mengetatkan ikat pinggang. Menurut MBA, lonjakan pembayaran yang tertunda dapat mengakibatkan perusahaan layanan hipotek, yang mengumpulkan pinjaman rumah dan menjualnya kepada investor, akan kekurangan likuiditas sebanyak US$ 100 miliar selama sembilan bulan ke depan. Itu karena penyedia hipotek masih harus melakukan pembayaran terjadwal kepada investor bahkan jika peminjam gagal melakukan pembayaran.