Restrukturisasi Kredit Perbankan Turun Rp 23,7 Triliun di Bulan April



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 terus mengalami penurunan.

Hingga April 2022, nilai restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 perbankan masih mencapai Rp 606,39 triliun. Angka itu tersebut telah berkurang Rp 23,7 triliun dari bulan sebelumnya yang mencapai Rp 630,1 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, mengatakan jumlah tersebut sudah jauh lebih rendah dari level tertingginya yang sempat hampir mencapai Rp 1.000 triliun tahun 2020.


"Kami berharap dengan kenaikan pertumbuhan kredit dan ekonomi, (restrukturisasi) ini secara gradual akan turun dan tentunya nanti pada satu titik akan kami normalkan," kata Wimboh dalam paparan virtual dikutip Jumat (3/6).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Bank-Bank Besar Ini Usai Harganya Melorot

Dia menekankan agar bank terus memantau dan membuat pencadangan untuk kredit-kredit tersebut. Saat ini, bank masih mencadangkan sekitar Rp 116,2 triliun untuk mengantisipasi kredit bermasalah ke depan. Itu setara 18,4% dari nilai restrukturisasi kredit.

Dengan perbaikan kondisi ekonomi, Wimboh berharap debitur yang masih dalam restrukturisasi Covid-19 bisa kembali bangkit sebelum aturan kembali dinormalkan.

"Kami harapkan pada akhirnya, perbankan tidak mengalami yang kami sebut cliff effect pada saat dinormalkan," kata Wimboh.

Sementara pada industri pembiayaan, jumlah restrukturisasi Covid-19 hingga April mencapai Rp 28,72 triliun. Nilai pencadangan perusahaan pembiayaan saat ini mencapai 98,37% dari total restrukturisasi tersebut.

Seperti diketahui, kinerja perbankan cukup bagus di kuartal I 2022 dengan pertumbuhan laba tinggi. Penyaluran kredit mereka semakin meningkat dengan rasio kredit bermasalah (non peforming loan/NPL) masih terjaga.

Hingga April 2022, kredit perbankan nasional tumbuh 9,1% secara year on year (YoY). Kredit bank besar bahkan ada yang telah melampaui pertumbuhan industri.

BCA misalnya secara bank only mencatat kredit tumbuh 11,6% YoY, Bank Mandiri tumbuh 12,2% YoY, dan BRI tumbuh 9,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari