Restrukturisasi utang, Bakrie Sumatera akan private placement



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha Grup Bakrie makin gencar merestrukturisasi utang. Kali ini, giliran PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) yang akan memperbaiki kondisi utang dengan cara melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias private placement.

Lantaran total liabilitas UNSP telah mencapai 96% dari aset, perusahaan perkebunan ini berniat melakukan private placement dengan cara mengkonversikan sebagian utang senilai Rp 338,43 miliar menjadi saham baru. Nantinya, utang tersebut akan diubah menjadi saham seri B.

Utang tersebut terdiri dari utang yang dimiliki UNSP terhadap beberapa kreditur, diantaranya Indo Alam Resources Pte Ltd (IAR) dengan pokok pinjaman sebesar Rp 130,95 miliar, lalu PT Mateo Sagraha Altantis sebesar Rp 67,08 miliar, PT Lingga Manik sebesar Rp 12,08 miliar, Leonard Djajali senilai Rp 58,33 miliar, dan Loh Thim Fatt senilai Rp 69,99 miliar.


Para kreditur ini nantinya akan memiliki saham seri B sesuai dengan harga pelaksanaan yang akan ditetapkan oleh UNSP dan para kreditur tersebut. Adapun harga pelaksanaan itu diambil dari rata-rata harga penutupan saham UNSP selama 25 hari berturut-turut di pasar reguler.

Aksi private placement ini, menurut Direktur Utama UNSP Bayu Irianto, merupakan langkah strategis dalam merestrukturisasi utang dengan beberapa kreditur. Dengan begitu, beban keuangan anak usaha Grup Bakrie ini tidak semakin membesar dan membuat kondisi keuangan lebih sehat.

"Selain itu, harga jual minyak kelapa sawit dunia yang terus turun sejak tahun 2012 membuat pendapatan kami semakin menurun. Padahal, beban bunga yang kami tanggung terus meningkat dari tahun ke tahun," papar Bayu dalam keterbukaan informasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/1).

Pasca private placement, UNSP memprediksi ekuitas perusahaan akan meningkat hingga 66,65% dari Rp 507,78 juta pada September 2017 menjadi Rp 846,21 juta. Jumlah liabilitas emiten sektor perkebunan ini pun berkurang dari Rp 13,96 miliar menjadi Rp 13,62 miliar lewat aksi korporasi ini. Dus, rasio utang terhadap aset UNSP menurun dari sebelumnya 96% menjadi 94% dan menaikkan rasio lancar dari 0,12 kali menjadi 0,13 kali.

Namun, private placement ini akan membuat persentase kepemilikan pemegang saham menyusut alias terdilusi. Sayang, UNSP belum menyebutkan  persentase dilusi saham dengan adanya aksi korporasi ini.

Sebelum melakukan rencana transaksi ini, UNSP akan meminta persetujuan dari para pemegang saham. Mereka berencana melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 Maret 2018/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini