KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai melakukan restrukturisasi, PT Krakatau Steel Tbk (
KRAS) menargetkan tahun ini bisa berbalik arah dari rugi menjadi mencetak laba. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan restrukturisasi utang berjalan dengan baik dan perusahaannya bisa menghemat US$ 647 juta. “Berjalan dengan baik, kan urusan restrukturisasi utang sudah selesai. Berhemat US$ 647 juta,” tulis Silmy melalui pesan singkat kepada Kontan.co.id beberapa waktu silam.
Baca Juga: Kontrak baru PTPP hingga Februari 2020 capai Rp 3,4 triliun Selain adanya penghematan dari restrukturisasi utang,
General Manager Sales Project Krakatau Steel Ahmad Hafid mengatakan tahun ini perusahaannya bakal meningkatkan
market share dari penjualan
hot rolled coil (HRC) di dalam negeri menjadi 40%. Sedangkan
market share produk tersebut di tahun 2019 sebesar 30%. Secara garis besar, Ahmad mengatakan Krakatau Steel akan mengupayakan penerapan
anti dumping serta melakukan efisiensi. “Targetnya harus profit. Jadi Ebitda kita di Januari dan Februari 2020 positif. Jadi proses restrukturisasi sudah selesai, artinya dari operasional sudah harus bisa meng-
generate revenue dan laba,” jelas Ahmad menjawab pertanyaan Kontan usai menghadiri acara peresmian fabrikasi baja Waskita Karya Infrastruktur, Kamis (5/2).
Untuk meraih pertumbuhan pangsa pasar tersebut, Ahmad mengatakan Krakatau Steel bisa menyediakan kebutuhan baja mencapai 2,1 juta ton di tahun 2020. Lalu dengan beroperasinya pabrik
hot strip mill (HSM) 2 yang ditargetkan pada pertengahan tahun ini, maka kapasitas produksi HRC bisa meningkat 1,5 juta ton. “Sehingga di 2021
market share bisa meningkat lagi di atas 50%,” jelas dia. Selain HRC, Krakatau Steel memiliki kapasitas produksi untuk
cold rolled coil (CRC) 500.000 ton -600.000 ton, besi beton dan siku sekitar 300.000 ton - 500.000 ton dan
wire rod sekitar 300.000 ton.
Baca Juga: Esta Multi Usaha (ESTA) masuk bisnis penyewaaan kendaraan Untuk meningkatkan nilai tambah serta
positioning Krakatau Steel Grup di industri baja nasional, mereka baru saja memandatangani peminjaman dan penggunaan fabrikasi
workshop Krakatau Steel oleh PT Krakatau Perbengkelan dan Perawatan yang merupakan anak usaha PT Krakatau Engineering. Kerjasama ini merupakan optimalisasi HRC/CRC menjadi
finished produksi. Krakatau Steel akan merelokasi peralatan fabrikasi yang diharapkan selesai pada akhir Maret 2020.
Editor: Tendi Mahadi