JAKARTA. PT Reswara Minergi Hartama, tengah mengincar beberapa perusahaan tambang batubara. Manajemen perusahaan ini menargetkan paling tidak pada akhir tahun ini sudah bisa membukukan satu perusahaan tambang batubara baru sebagai portofolio baru bisnis tambang mereka. Perusahaan tambang yang kini tengah masuk tahapan reviu untuk mereka akuisisi jumlahnya sekitar lima hingga enam perusahaan. Adapun lokasi tambang yang hendak diakuisisi ini berada di Kalimantan. "Ada yang lokasinya berdekatan dengan tambang kami yakni PT Tunas Inti Abadi," kata Direktur Utama Reswara Minergi Hartama, Irfan Setiaputra dalam bincang-bincang dengan Jurnalis, Selasa (6/6) di Jakarta. Irfan yang baru menjabat Direktur Utama Reswara pada awal Mei 2017 ini masih enggan memberikan perincian nama-nama perusahaan yang tengah mereka incar. Hanya saja ia memberikan ancar-ancar, dari perusahaan tersebut musti sudah beroperasi atau berproduksi. Selain itu sudah memiliki infrastruktur tambang yang memadai. "Kami masih melihat-lihat tambang yang ada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, kami targetkan akhir tahun ini sudah bisa masuk ke pembukuan kami," kata Irfan.
Reswara incar tambang baru
JAKARTA. PT Reswara Minergi Hartama, tengah mengincar beberapa perusahaan tambang batubara. Manajemen perusahaan ini menargetkan paling tidak pada akhir tahun ini sudah bisa membukukan satu perusahaan tambang batubara baru sebagai portofolio baru bisnis tambang mereka. Perusahaan tambang yang kini tengah masuk tahapan reviu untuk mereka akuisisi jumlahnya sekitar lima hingga enam perusahaan. Adapun lokasi tambang yang hendak diakuisisi ini berada di Kalimantan. "Ada yang lokasinya berdekatan dengan tambang kami yakni PT Tunas Inti Abadi," kata Direktur Utama Reswara Minergi Hartama, Irfan Setiaputra dalam bincang-bincang dengan Jurnalis, Selasa (6/6) di Jakarta. Irfan yang baru menjabat Direktur Utama Reswara pada awal Mei 2017 ini masih enggan memberikan perincian nama-nama perusahaan yang tengah mereka incar. Hanya saja ia memberikan ancar-ancar, dari perusahaan tersebut musti sudah beroperasi atau berproduksi. Selain itu sudah memiliki infrastruktur tambang yang memadai. "Kami masih melihat-lihat tambang yang ada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, kami targetkan akhir tahun ini sudah bisa masuk ke pembukuan kami," kata Irfan.