JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh lambat. Sejak akhir 2012 hingga 30 April 2013, reksadana pendapatan tetap hanya memberikan imbal hasil (return) rata-rata 1,49%. Meski masih memberi return mungil, prospek instrumen investasi ini masih cukup menarik. Berdasarkan data PT Infovesta Utama, reksadana tetap milik PT GMT Asset Manajemen bertajuk GMT Dana Obligasi Plus mencetak return tertinggi sebesar 5,86% pada periode akhir 2012 hingga 30 April 2013. Lalu reksadana Prospera Obligasi Plus, terbitan PT Prospera Asset Management berada di posisi kedua dengan imbal hasil sebesar 4,37%. Menyusul di posisi ketiga adalah produk milik PT Bahana TCW Investment Management bernama Bahana Investasi Prima dengan imbal hasil sebesar 4,35%. Analis Infovesta Utama, Vilia Wati bilang, sejumlah sentimen negatif memang akan memberi dampak negatif pada pasar obligasi pemerintah, yang menjadi aset dasar reksadana pendapatan tetap. Sebut saja, keputusan Standard & Poor's (S&P) yang baru saja menurunkan outlook utang Indonesia. "Namun, dampak itu hanya sementara. Sebab yang diturunkan hanya outlook, bukan peringkat surat utang," kata dia.
Return pendapatan tetap, bisa naik
JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh lambat. Sejak akhir 2012 hingga 30 April 2013, reksadana pendapatan tetap hanya memberikan imbal hasil (return) rata-rata 1,49%. Meski masih memberi return mungil, prospek instrumen investasi ini masih cukup menarik. Berdasarkan data PT Infovesta Utama, reksadana tetap milik PT GMT Asset Manajemen bertajuk GMT Dana Obligasi Plus mencetak return tertinggi sebesar 5,86% pada periode akhir 2012 hingga 30 April 2013. Lalu reksadana Prospera Obligasi Plus, terbitan PT Prospera Asset Management berada di posisi kedua dengan imbal hasil sebesar 4,37%. Menyusul di posisi ketiga adalah produk milik PT Bahana TCW Investment Management bernama Bahana Investasi Prima dengan imbal hasil sebesar 4,35%. Analis Infovesta Utama, Vilia Wati bilang, sejumlah sentimen negatif memang akan memberi dampak negatif pada pasar obligasi pemerintah, yang menjadi aset dasar reksadana pendapatan tetap. Sebut saja, keputusan Standard & Poor's (S&P) yang baru saja menurunkan outlook utang Indonesia. "Namun, dampak itu hanya sementara. Sebab yang diturunkan hanya outlook, bukan peringkat surat utang," kata dia.