JAKARTA. Nilai aktiva bersih (NAB) reksadana terus tumbuh. Mengutip data PT Infovesta Utama, total dana kelolaan reksadana, tidak termasuk reksadana penyertaan terbatas, naik menjadi Rp 174,3 triliun per akhir Juli. Angka itu naik Rp 4,4 triliun dari posisi per akhir Juni. Total unit penyertaan (UP) reksadana juga meningkat, menjadi 106,1 miliar unit per akhir Juli, dari 104,8 miliar unit per akhir bulan sebelumnya. Pengamat pasar modal, Rudiyanto, mengatakan, kenaikan indeks saham dan harga obligasi sepanjang Juli, ikut mendorong naik dana kelolaan. NAB reksadana saham, misalnya, naik dari Rp 66,25 triliun di Juni, menjadi Rp 67,43 triliun pada Juli.
Meski demikian, kenaikan tidak terjadi pada jumlah unit penyertaan reksadana saham. Jumlah UP reksadana saham merosot dari 26,6 miliar menjadi 26 miliar unit pada Juli. Rudiyanto menduga, investor melakukan profit taking, hingga jumlah UP reksadana saham menurun. Investor menilai, kenaikan harga saham sudah cukup besar. Apalagi, secara historis, IHSG bergerak melandai di Agustus. Manajer investasi yang dana kelolaannya tumbuh subur adalah PT First State Investment Indonesia, yang menikmati pertumbuhan sebesar 60% menjadi Rp 4,74 triliun. Target First State, dana kelolaan di akhir tahun Rp 5,5 triliun. Sekitar Rp 4 triliun ditarget berasal dari reksadana. Sisanya dari kontrak pengelolaan dana (KPD). Hario Soeprobo, Head of First State Investment Indonesia mengatakan, reksadana saham menyumbang dana kelolaan terbesar. Nilainya kini Rp 2,8 triliun. Stagnan