Return reksadana campuran moncer



JAKARTA. Reksadana campuran mencetak return positif selama Juli 2012. Data PT Infovesta Utama menunjukkan rata-rata imbal hasil reksadana campuran sepanjang Juli mencapai 2,99%. Sementara return year to date 5,12%.

Analis Riset PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, pertumbuhan harga obligasi dan indeks saham mengangkat kinerja reksadana campuran. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 4,72% selama Juli. Infovesta Goverment Bond Index (IGBI) menunjukkan harga obligasi pemerintah naik 2,10% di bulan lalu.

Reksadana campuran yang mencatat return tertinggi untuk Juli adalah Valbury Inklusi, dengan imbal hasil 6,84% sebulan. Namun pertumbuhan imbal hasil reksadana itu year to date, hanya 0,07%.


Perbesar porsi saham

Reksadana lain yang mencatat return tinggi adalah dua produk rancangan Bahana TCW Investment Management. Yaitu, Bahana Kombinasi Arjuna dan Bahana Quant Strategy, dengan return masing-masing 5,31% dan 4,67%.

Edward Lubis, Direktur Utama Bahana TCW Investment Management mengatakan, produk tersebut banyak menempatkan dana di saham. Sekitar 79% dana kelolaan diinvestasikan di saham, 15% di obligasi pemerintah dan sisanya di pasar uang.

Saham pilihannya adalah saham perbankan dan konsumer. Bahana menghindari saham komoditas. Sementara obligasi pemerintah adalah SUN tenor menengah dan panjang. "Kami agak sulit masuk ke obligasi korporasi, karena perpindahan asetnya sulit," kata Edward.

Bahana juga menerapkan sistem trading untuk mengerek dana kelolaan. "Ke depan, kami masih belum berani menurunkan porsi saham," ujar Edward. Dia yakin return reksadana campuran bisa berkisar 12%-18%, tahun ini.

Produk reksadana campuran milik GMT Asset Manajemen yaitu GMT Dana Fleksi, juga mencatat return di atas rata-rata. Imbal hasil GMT Dana Fleksi 3,33% pada Juli dan 11,46% year-to-date.

Direktur Utama GMT Aset Manajemen, Marto Sutiono, menuturkan, sekitar 60% dana ditempatkan di saham. Saham yang dipilih GMT adalah saham sektor perbankan, konstruksi dan perdagangan.

Sebanyak 30% dana kelolaan GMT Dana Fleksi berada di obligasi korporasi. Dana yang tersisa ditempatkan di instrumen pasar uang.

Marto mengatakan, selama tahun ini, GMT menghindari penempatan dana di obligasi pemerintah. Menurut dia, obligasi pemerintah tidak memberi imbal hasil menarik, karena harga saat ini dalam tren menanjak.

Untuk obligasi korporasi, GMT hanya memilih surat utang yang memiliki peringkat minimal BBB. Marto menargetkan, bisa mendapat dana kelolaan Rp 1 triliun sampai akhir tahun.

Edbert menjelaskan, mencermati market timing bisa mendorong return. "Investor harus mencermati waktu subscription dan redemption yang tepat," ujar dia.

Selain itu, "Investor juga harus cermat memilih reksadana dengan track record baik," saran dia. Proyeksi Edbert, return reksadana campuran bisa naik sekitar 4% - 6% hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana