Return Reksadana Campuran Paling Tinggi Selama September 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebulan terakhir, reksadana campuran menghasilkan kinerja positif didukung oleh sentimen pemangkasan suku bunga global. 

Melansir data Infovesta Utama, indeks reksadana campuran mencatatkan kinerja tertinggi dengan return sebesar 1,24% selama September 2024. Selanjutnya disusul indeks reksadana pendapatan tetap dengan return 0,95%. Kemudian indeks reksadana saham dan terakhir indeks reksadana pasar uang dengan return masing-masing sebesar 0,55% dan 0,42%.

Direktur Utama STAR AM Hanif Mantiq mengungkapkan positifnya kinerja reksadana campuran karena indeks ini merupakan reksadana yang didominasi oleh saham dan obligasi dengan sedikit proporsi dari pasar uang. 


Pada bulan lalu juga, kebijakan ekonomi global dan domestik berupa penurunan suku bunga yang dilakukan oleh BI dan The Fed. Hal ini memberikan pengaruh positif terhadap kinerja obligasi dan saham. 

Baca Juga: Anda Habis Gajian? Yuk Atur Pengeluaran dengan Bijak!

Jika dicermati lebih jauh, kinerja reksadana campuran lebih didominasi oleh kenaikan pada aset obligasi, khususnya obligasi pemerintah. Terlihat dalam sebulan terakhir, Infovesta mencatat jenis Infovesta Government Bond Index telah tumbuh 0,93% MoM.

"Dalam skenario penurunan suku bunga, alokasi ke obligasi dan saham yang tepat dapat meningkatkan return," ujar Hanif kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10). 

Pemangkasan suku bunga diprediksi akan berlanjut. Head of Business Development Division HPAM Reza Fahmi menilai, ke depannya sentimen itu akan mengerek reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham untuk mencetak return positif. 

Reksadana pendapatan tetap akan diuntungkan karena penurunan suku bunga biasanya meningkatkan harga obligasi. Dengan suku bunga yang menurun, obligasi dengan kupon lebih tinggi menjadi semakin menarik bagi investor, sehingga harga obligasi naik.

Baca Juga: Per September, Total Dana Kelolaan (AUM) Industri Reksadana Tembus Rp 853,53 triliun

Sementara untuk reksadana saham, Reza menilai suku bunga yang lebih rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pasar saham. "Hal ini kemudian membuat aliran dana asing masuk, dan terjadi penguatan nilai tukar rupiah. Ini akan sangat menguntungkan bagi reksadana saham," kata Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (2/10). 

Adapun sejak awal tahun hingga September 2024, pertumbuhan imbal hasil paling tinggi berasal dari indeks reksadana pendapatan tetap dengan return 3,09% year to date (YtD). 

Kemudian diikuti pertumbuhan imbal hasil dari indeks reksadana pendapatan tetap yaitu 3,52% YtD, dan reksadana campuran sebesar 3,17% YtD. Sedangkan, imbal hasil reksadana saham mencatatkan kinerja kurang memuaskan dengan minus 1,83% YtD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati