JAKARTA. Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama September menyuburkan imbal hasil reksadana saham. Saham sektor infrastruktur dan properti menjadi andalan manajer investasi untuk mencetak imbal hasil tinggi. Mengutip data Infovesta Utama rata-rata imbal hasil reksadana saham bulan lalu 5,05%. Angka itu lebih besar daripada kenaikan IHSG selama September 4,98%. Sedang return reksadana saham year to date 7,73%. Sentimen positif dari pasar eksternal berdampak positif ke IHSG. Pemasok optimisme di antaranya stimulus dari European Central Bank berupa
outright monetary transaction serta
quantitative easing tahap III dari Federal Reserve. Itu melancarkan arus masuk dana jangka pendek dari luar negeri, ke bursa saham Indonesia.
Dari dalam negeri, ekonomi Indonesia yang tumbuh serta laju inflasi yang terkendali, ikut mendongkrak IHSG. Tak ayal beberapa reksadana mampu menghasilkan imbal hasil melebihi peningkatan IHSG dan rata-rata reksadana. Penghasil
return tertinggi selama September adalah Emco Mantap dengan 10,28% selama September. Yohanis, Direktur Emco Asset Manajemen memilih saham saham dari sektor infrastruktur, properti dan konsumer. Untuk saham konsumer dan properti, Emco memilih saham tertentu. Yohanis juga memilih saham tambang selain batubara. Reksadana saham PT MNC Asset Management bernama MNC Dana Ekuitas menduduki peringkat kedua dengan
return 8,53%. Suwito Haryatno, Direktur Investasi MNC Asset Management mengatakan, saham sektor infrastruktur, konsumer, dan perbankan merupakan isi portofolio reksadana ini. Saham-saham ini juga yang menggenjot pertumbuhan
return September. MNC juga membeli saham semen dan properti. Sedangkan, saham komoditas tak dipilih. "Kami fokus ke saham infrastruktur, terutama lahan industri. Sektor itu membuat pertumbuhan relatif tinggi. Namun di sektor batubara, porsinya menjadi makin kecil," ujar Suwito. Menghindari saham komoditas Meski sudah menghasilkan return yang tinggi, Suwito yakin, IHSG masih bisa meningkat 4%-5% di sisa tahun ini. Ke depan, MNC akan memilih saham yang sama dan menghindari saham komoditas. Saat ini total dana kelolaan reksadana MNC Rp 3 triliun dari target sampai akhir tahun Rp 3,5 triliun. Sedangkan dana kelolaan reksadana saham mereka Rp 700 miliar. PT Sucorinvest Asset Management dengan reksadananya bernama Sucorinvest Equity Fund, mengandalkan saham properti dan konstruksi. Akibatnya, reksadana mengantongi return 8%, September.
Christian Hermawan, Direktur Sucorinvest Asset Management mengatakan, tak banyak mengubah portofolio. Return produk bisa melesat setelah Agustus membukukan rugi 7,73%. "Bulan lalu kami banyak memilih saham konstruksi seperti Wijaya Karya (WIKA)," ujar dia. Menurut Christian, saham sektor properti dan infrastruktur membukukan pertumbuhan yang cukup tinggi. Sucorinvest juga menghindar dari saham komoditas. Cara pengelolaan seperti ini membuat dana kelolaan reksadana di Sucorinvest terus meningkat, dan jarang terkena redemption. "Kinerja yang baik akan menjadi indikasi investor untuk menambah dana," imbuh Christian. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana