JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap sepanjang Mei 2014 melempem. Data Infovesta Utama menunjukkan, rata-rata imbal hasil atau return reksadana pendapatan tetap pada bulan Mei 2014 secara month to month (mtm) hanya sebesar 0,22%.Kinerja ini di bawah jenis reksadana lain. Reksadana saham, misalnya memberikan rata-rata return 1,11%. Sedangkan reksadana campuran mencatat rata-rata return 0,98%.Analis Infovesta Utama Viliawati mengatakan, kurang kinclongnya return reksadana pendapatan tetap lantaran kinerja obligasi pemerintah bulan Mei yang cenderung stagnan. Sepanjang Mei, transaksi obligasi pemerintah sepi akibat sentimen yang mixed."Selain itu, investor masih wait and see sambil mencermati perkembangan proses pemilu sehingga menahan laju kinerja obligasi," ujar Viliawati, Rabu (4/6).Sejumlah reksadana pendapatan tetap mencatat kinerja kurang memuaskan seperti, Batavia Dana Obligasi Cemerlang yang mencatat kinerja minus 2,13%. Demikian juga dengan SAM Sukuk Syariah Sejahtera yang minus 1,59% serta Investasi Reksa Premium minus 1,6%. Sedangkan reksadana pendapatan tetap yang memberikan imbal hasil cukup bagus, di antaranya adalah Reksa PG Sejahtera 1,78%, BNP Paribas Obligasi Plus 0,90% dan BNI AM Ana Syariah 0,70%.Agus Yanuar, Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen mengatakan, rendahnya imbal hasil reksadana pendapatan tetap dibandingkan yang lain disebabkan oleh karakter produk. "Reksadana yang aset dasarnya obligasi akan memberikan imbal hasil lebih rendah dari reksadana campuran dan reksadana saham, terutama saat pasar sahamnya positif seperti sekarang," tutur Agus.Agar return maksimal, salah satu langkah Panin Asset Management adalah memilih obligasi bertenor menengah. Selain itu, pilihan mayoritasnya adalah obligasi pemerintah sekitar 40%.Direktur Sinarmas Asset Management Jeff Tan mengatakan, pihaknya juga memperpendek durasi obligasi dan memperbesar porsi money market. "Karena rate bunga bank saat ini masih atraktif," ujar Jeff.Viliawati memperkirakan, rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap tahun ini sekitar 6%-8%. Return kurang agresif karena investor diperkirakan masih akan mencermati kepastian kondisi politik domestik. Selain itu, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih dipertahankan di level tinggi juga bisa menahan laju kinerja reksadana pendapatan tetap.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Return rendah di bulan Mei
JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap sepanjang Mei 2014 melempem. Data Infovesta Utama menunjukkan, rata-rata imbal hasil atau return reksadana pendapatan tetap pada bulan Mei 2014 secara month to month (mtm) hanya sebesar 0,22%.Kinerja ini di bawah jenis reksadana lain. Reksadana saham, misalnya memberikan rata-rata return 1,11%. Sedangkan reksadana campuran mencatat rata-rata return 0,98%.Analis Infovesta Utama Viliawati mengatakan, kurang kinclongnya return reksadana pendapatan tetap lantaran kinerja obligasi pemerintah bulan Mei yang cenderung stagnan. Sepanjang Mei, transaksi obligasi pemerintah sepi akibat sentimen yang mixed."Selain itu, investor masih wait and see sambil mencermati perkembangan proses pemilu sehingga menahan laju kinerja obligasi," ujar Viliawati, Rabu (4/6).Sejumlah reksadana pendapatan tetap mencatat kinerja kurang memuaskan seperti, Batavia Dana Obligasi Cemerlang yang mencatat kinerja minus 2,13%. Demikian juga dengan SAM Sukuk Syariah Sejahtera yang minus 1,59% serta Investasi Reksa Premium minus 1,6%. Sedangkan reksadana pendapatan tetap yang memberikan imbal hasil cukup bagus, di antaranya adalah Reksa PG Sejahtera 1,78%, BNP Paribas Obligasi Plus 0,90% dan BNI AM Ana Syariah 0,70%.Agus Yanuar, Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen mengatakan, rendahnya imbal hasil reksadana pendapatan tetap dibandingkan yang lain disebabkan oleh karakter produk. "Reksadana yang aset dasarnya obligasi akan memberikan imbal hasil lebih rendah dari reksadana campuran dan reksadana saham, terutama saat pasar sahamnya positif seperti sekarang," tutur Agus.Agar return maksimal, salah satu langkah Panin Asset Management adalah memilih obligasi bertenor menengah. Selain itu, pilihan mayoritasnya adalah obligasi pemerintah sekitar 40%.Direktur Sinarmas Asset Management Jeff Tan mengatakan, pihaknya juga memperpendek durasi obligasi dan memperbesar porsi money market. "Karena rate bunga bank saat ini masih atraktif," ujar Jeff.Viliawati memperkirakan, rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap tahun ini sekitar 6%-8%. Return kurang agresif karena investor diperkirakan masih akan mencermati kepastian kondisi politik domestik. Selain itu, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih dipertahankan di level tinggi juga bisa menahan laju kinerja reksadana pendapatan tetap.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News