JAKARTA. PT Bank of India Indonesia Tbk melakukan revaluasi aset untuk meningkatkan permodalan pada akhir tahun ini. Dari revaluasi aset, bank berticker BSWD di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berhasil mendapatkan dana segar sebesar Rp 122 miliar yang masuk sebagai modal inti atau tier 1. Dengan demikian, modal inti perseroan mengalami peningkatan menjadi Rp 1,08 triliun dari posisi September 2015 yang sebesar Rp 964 miliar. Direktur Operasional Bank of India Ferry Koswara mengatakan, dengan tambahan modal tersebut maka perusahaan secara resmi masuk ke dalam kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) II pada akhir tahun ini.
Dengan revaluasi ini, tahun depan Ferry mengincar peningkatan kualitas aktiva konsolidasi internal dengan menjaga rasio kredit macet atau
non performing loan (NPL) di bawah 5%. Selain itu, perusahaan juga akan mengoptimalkan penggunaan dana dari right issue untuk meningkatkan aktivitas bisnis perseroan. Seperti diketahui, pada November 2015, Bank of India Indonesia telah mengupgrade versi core banking system dari Aplhabetis bersi 1,01 menjadi Alphabetis versi 2.03. Dari upgrade ini, Bank of India Indonesia mempunyai dua benefit peningkatan fitur, yaitu Know Your Customer dan Anti Money Laundering. “Hal ini bisa meminimalisir terjadinya risiko operasional,” ujar Ferry. Menurut Ferry, biaya upgrade core banking ini mencapai Rp 11 miliar. Dana diambil dari amortisasi perusahaan, bukan dari belanja modal tahun ini. Tahun depan, Bank of India akan fokus ke konsolidasi internal. Untuk menjaga NPL agar di bawah 4%, perusahaan akan menjaga nilai CKPN di angka 100% sampai tahun depan. Selain itu, bank juga akan memperkuat struktur permodalan dengan peningkatan kinerja dan penyaluran kredit. Bank of India juga akan melakukan efisiensi operasional untuk menekan risiko. “Tahun 2016, kami tidak fokus ke ekspansi namun memperkuat ke kondisi mendatang, jadi mudah-mudahan tahun depan membaik,” ujar Ferry. Pada akhir tahun ini, Bank of India juga telah melakukan perubahan susunan kepengurusan dengan menetapkan Sinbad Rijadi Harjopuro sebagai direktur utama. Selain itu Gopinathan Ekamurthy ditunjuk sebagai wakil direktur utama.
Sementara Komisaris Utama RA Sankara Narayanan dan direktur kredit yang baru Prashant Thapliyal masih menunggu hasil
fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Jika lancar, diharapkan awal Januari tahun depan, kompsisi seluruh direktur dan komisaris perusahaan sudah lengkap,” ujar Ferry. Sebagai informasi, sampai September 2015, laba bersih Bank of India Indonesia mengalami penuruan 65,85% menjadi Rp 28 miliar. Penurunan ini disebabkan karena naiknya pendapatan bunga bersih melebihi beban operasional selain bunga bersih. Sampai kuartal 3 tecatat kenaikan pendapatan bunga bersih hanya 20% menjadi Rp 156 miliar, sedangkan kenaikan beban operasional selain bunga sebesar 129,6% menjadi Rp 147 miliar. Ferry memperkirakan, laba bersih Bank of India Indonesia tahun depan akan berada di angka Rp 50 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri