JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) langsung tancap gas merevaluasi aset demi memperbesar aset dan menggenjot kinerja. Hitungan BNI, revaluasi aset memberikan tambahan aset sebesar Rp 10 triliun hingga Rp 12 triliun. Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, proses penilaian kembali total aset sudah selesai dilakukan. Hasil revaluasi aset sebesar Rp 12 triliun itu diproyeksikan bakal menggemukkan modal inti (CAR) tier 1 BNI menjadi 17,4 % dari posisi saat ini sebesar 14,7%. Tapi, penambahan aset ini mengharuskan BNI membayar Rp 190 miliar-Rp 200 miliar untuk membayar pajak penghasilan (PPh) final sebesar 3%. Tak hanya itu, kewajiban BNI membayar pungutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun bakal bertambah sekitar Rp 6 miliar atau 0,05% dari hasil revaluasi.
Revaluasi, aset BNI bertambah gemuk hingga Rp 12 T
JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) langsung tancap gas merevaluasi aset demi memperbesar aset dan menggenjot kinerja. Hitungan BNI, revaluasi aset memberikan tambahan aset sebesar Rp 10 triliun hingga Rp 12 triliun. Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, proses penilaian kembali total aset sudah selesai dilakukan. Hasil revaluasi aset sebesar Rp 12 triliun itu diproyeksikan bakal menggemukkan modal inti (CAR) tier 1 BNI menjadi 17,4 % dari posisi saat ini sebesar 14,7%. Tapi, penambahan aset ini mengharuskan BNI membayar Rp 190 miliar-Rp 200 miliar untuk membayar pajak penghasilan (PPh) final sebesar 3%. Tak hanya itu, kewajiban BNI membayar pungutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun bakal bertambah sekitar Rp 6 miliar atau 0,05% dari hasil revaluasi.