JAKARTA. Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Fuad Rahmany mengeluhkan kurangnya keberpihakan pemerintah, sehingga target pajak sepanjang 2013 tak sesuai harapan. Dari penjelasan resmi pemerintah beberapa waktu lalu, realisasi penerimaan pajak tahun 2013 mencapai Rp 1.099,9 triliun per 31 Desember 2013 lalu. Jumlah itu mencapai 96 persen dari target sepanjang tahun lalu Rp 1.139,32 triliun. Akhir pekan lalu, Fuad Rahmany menyatakan salah satu penyebab tak tercapainya pendapatan pajak adalah kurangnya jumlah pegawai pajak yang harus mengejar para wajib pajak. Dia menyebutkan, dengan produk domestik bruto Indonesia sekitar hampir Rp 10.000 triliun, hanya ada 331 kantor pelayanan pajak, dan 31.000 karyawan DJP. "Itu saya kira sudah sangat keterlaluan. Jadi maaf jangan nyalahin DJP. Itu (salah) pemerintah secara keseluruhan," kata Fuad pekan lalu. Untuk itu, dia tak mau disalahkan saat target pajak tak terpenuhi. Menurutnya, hal itu merupakan konsekwensi minimnya dukungan pemerintah terhadap Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Sama halnya dengan Direktorat Jenderal Pajak, perusahaan-perusahaan global juga didera kesulitan akibat krisis perekonomian global dan anjloknya daya beli masyarakat. Namun, kesulitan ekonomi tak lantas membuat mereka surut. Dengan berbagai strategi bisnis yang dilakukan, perusahaan-perusahaan skala global berhasil meraup pendapatan miliaran dollar AS. Mengutip The Richest, Senin (13/1/2014), berikut adalah 10 perusahaan global yang mencatat revenue terbesar pada tahun lalu, dan tentunya melampaui penerimaan pajak Indonesia: - Royal Dutch Shell 481,7 miliar dollar AS (Rp 5.780 triliun) - Walmart Stores Inc 469 miliar dollar AS (Rp 5.628.000) - ExxonMobil Corp 449,9 miliar dollar AS (Rp 5.398,8 triliun) - Sinopec 428,2 miliar dollar AS (Rp 5.138,4 triliun) - China National Petroleum Corp 408,6 miliar (Rp 4.900 triliun) - British Petroleum 388 miliar dollar AS (Rp 4.659 triliun) - State Grid Corporation of China 298,4 miliar dollar AS (Rp 3.580 triliun) - Toyota 265,7 miliar dollar AS (Rp 3.188,4) - Volkswagen 247,6 miliar dollar AS (Rp 2.971,2 triliun) - Total SA 234,3 miliar (Rp 2.811,6 triliun) (Bambang Priyo Jatmiko)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Revenue 10 perusahaan lebihi penerimaan pajak RI
JAKARTA. Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Fuad Rahmany mengeluhkan kurangnya keberpihakan pemerintah, sehingga target pajak sepanjang 2013 tak sesuai harapan. Dari penjelasan resmi pemerintah beberapa waktu lalu, realisasi penerimaan pajak tahun 2013 mencapai Rp 1.099,9 triliun per 31 Desember 2013 lalu. Jumlah itu mencapai 96 persen dari target sepanjang tahun lalu Rp 1.139,32 triliun. Akhir pekan lalu, Fuad Rahmany menyatakan salah satu penyebab tak tercapainya pendapatan pajak adalah kurangnya jumlah pegawai pajak yang harus mengejar para wajib pajak. Dia menyebutkan, dengan produk domestik bruto Indonesia sekitar hampir Rp 10.000 triliun, hanya ada 331 kantor pelayanan pajak, dan 31.000 karyawan DJP. "Itu saya kira sudah sangat keterlaluan. Jadi maaf jangan nyalahin DJP. Itu (salah) pemerintah secara keseluruhan," kata Fuad pekan lalu. Untuk itu, dia tak mau disalahkan saat target pajak tak terpenuhi. Menurutnya, hal itu merupakan konsekwensi minimnya dukungan pemerintah terhadap Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Sama halnya dengan Direktorat Jenderal Pajak, perusahaan-perusahaan global juga didera kesulitan akibat krisis perekonomian global dan anjloknya daya beli masyarakat. Namun, kesulitan ekonomi tak lantas membuat mereka surut. Dengan berbagai strategi bisnis yang dilakukan, perusahaan-perusahaan skala global berhasil meraup pendapatan miliaran dollar AS. Mengutip The Richest, Senin (13/1/2014), berikut adalah 10 perusahaan global yang mencatat revenue terbesar pada tahun lalu, dan tentunya melampaui penerimaan pajak Indonesia: - Royal Dutch Shell 481,7 miliar dollar AS (Rp 5.780 triliun) - Walmart Stores Inc 469 miliar dollar AS (Rp 5.628.000) - ExxonMobil Corp 449,9 miliar dollar AS (Rp 5.398,8 triliun) - Sinopec 428,2 miliar dollar AS (Rp 5.138,4 triliun) - China National Petroleum Corp 408,6 miliar (Rp 4.900 triliun) - British Petroleum 388 miliar dollar AS (Rp 4.659 triliun) - State Grid Corporation of China 298,4 miliar dollar AS (Rp 3.580 triliun) - Toyota 265,7 miliar dollar AS (Rp 3.188,4) - Volkswagen 247,6 miliar dollar AS (Rp 2.971,2 triliun) - Total SA 234,3 miliar (Rp 2.811,6 triliun) (Bambang Priyo Jatmiko)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News