Revisi API molor karena mengikuti dinamika global



JAKARTA. Pembahasan revisi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) masih terus berlansung. Bank Indonesia mengakui pembahasan API yang dilakukan sejak 2007 lalu berlangsung lama lantaran harus mengikuti perkembang dalam dunia perbankan dan keuangan di tingkat lokal dan global.Deputi Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Suhaedi menuturkan, pembahasan revisi API lebih lama dari perkiraan karena memang banyak poin yang membutuhkan pembahasan lebih mendalam. Dia mengatakan hal ini karena sudah banyak wacana-wacana baru di dunia perbankan global pasca gulungan krisis 2008 silam. "Seperti dalam pidato Pak Darmin (Pjs. Gubernur BI), dalam menghadapi tantangan yang sudah berubah maka harus direvisi, ditinjau lagi," jelasnya kepada KONTAN di Jakarta, Senin malam (30/8).Hanya saja, Suhaedi belum bisa mengungkap lebih spesifik poin apa saja yang memerlukan penggodokan lebih lama tersebut. Apakah masalah permodalan bank atau pengaturan operasional bank berdasarkan segmentasi usaha. "Belum tahu, ini semua masih dibahas," katanya.Pasca krisis global 2008 lalu, wacana global pengaturan kembali struktur perbankan bergaung kencang. Fokus utama lebih banyak di masalah penguatan permodalan dan antisipasi sistem keuangan menghadapi tekanan krisis. BI sendiri sudah berancang-ancang untuk mengeluarkan banyak kebijakan merespon perkembangan global tersebut. Dalam pidatonya di Banker's Dinners awal tahun lalu, Darmin Nasution menggarisbawahi tentang empat garis kebijakan BI tahun 2010. Salah satunya adalah keinginan BI untuk menata ulang tingkat kompetisi di industri perbankan. "Kami akan lakukan dengan memantapkan kembali struktur perbankan yang menyelaraskan skala usaha dengan kebutuhan permodalan. Ini untuk mempertinggi kemampuan bank menyerap risiko usaha," ujarnya kala itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can