JAKARTA. Migrant Care menilai, draf Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri tidak banyak berubah dari undang-undang sebelumnya. Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Migrant Care kecewa terhadap draf revisi calon beleid tersebut, padahalpenyusunannya menghabiskan waktu tiga tahun. "Hasilnya tidak jauh berbeda dengan Undang-Undang nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri," katanya kepada KONTAN, kemarin. Menurutnya, DPR tidak serius memperjuangkan perlindungan TKI, karena terbukti dengan lahirnya draf RUU yang tidak menjawab masalah. "Tidak ada yang signifikan. Mereka minta pendapat kami hanya formalitas," ungkap Anis.
Revisi beleid TKI mengecewakan
JAKARTA. Migrant Care menilai, draf Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri tidak banyak berubah dari undang-undang sebelumnya. Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Migrant Care kecewa terhadap draf revisi calon beleid tersebut, padahalpenyusunannya menghabiskan waktu tiga tahun. "Hasilnya tidak jauh berbeda dengan Undang-Undang nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri," katanya kepada KONTAN, kemarin. Menurutnya, DPR tidak serius memperjuangkan perlindungan TKI, karena terbukti dengan lahirnya draf RUU yang tidak menjawab masalah. "Tidak ada yang signifikan. Mereka minta pendapat kami hanya formalitas," ungkap Anis.