Revisi kredit, Bank Victoria tunda surat utang



JAKARTA. Situasi ekonomi yang masih gamang menjadi alasan Bank Victoria International menunda menerbitkan surat utang. Rencana penerbitan surat utang berjenis medium term notes (MTN) ditunda hingga tahun 2015. Anthony Soewandy, Deputi CEO Bank Victoria menyatakan, penerbitan surat utang jangka menengah sudah dibahas perseroan sejak kuartal I tahun ini.

Namun, perlambatan pertumbuhan ekonomi Tanah Air mengurungkan niatan Bank Victoria karena perlambatan ekonomi menghambat penyaluran kredit. "Penerbitan MTN tetap kami persiapkan. Sehingga, kalau memang butuh, kami siap terbitkan. Rencana penerbitan bergeser karena kebutuhan untuk ekspansi kredit tidak ada," jelas Anthony, Selasa (19/8).

Dus, Bank Victoria pun memangkas target pertumbuhan kredit menjadi 20% di sepanjang tahun ini. Awalnya, Bank Victoria mematok pertumbuhan kredit sebesar 25%.  Pertimbangan lain, rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) Bank Victoria masih di level aman. Saat ini, LDR di kisaran 76%-78%. Sampai akhir tahun, Bank Victoria bakal mempertahankan LDR di level 78%.


"Kami sudah apik menjaga likuiditas dan tidak mau mengambil risiko meningkatkan LDR di atas 80%. Kami akan memaksimalkan kinerja dan menjaga LDR tetap di 78%," imbuh Anthony.Selain itu, permodalan Bank Victoria masih mencukupi kebutuhan kredit. Bank dengan kode saham BVIC ini memiliki modal sekitar Rp 1,7 triliun-Rp 1,8 triliun atau masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II.

Sebelumnya, Bank Victoria menerbitkan obligasi Rp 500 miliar di tahun 2013 lalu. Meski laju kredit melambat, Bank Victoria tak kehilangan akal untuk memoles kinerja. Kemarin, Bank Victoria memperbesar bisnis penjualan produk asuransi alias bancassurance. Bank Victoria meneken perjanjian kerjasama dengan PT Finansial Wiramitra Danadyaksa (FWD Life Indonesia). 

Kolaborasi keduanya berbentuk peluncuran produk VIP Maxima Link. Di sepanjang paruh pertama tahun 2014, Bank Victoria sukses mengantongi premi sebesar Rp 70 miliar dari tiga produk bancassurance. Pencapaian ini lebih tinggi 140% dari target awal yaitu sebesar Rp 50 miliar dalam tempo enam bulan.

Penambahan produk bancassurance membuat Bank Victoria percaya diri bisa membukukan premi sebanyak Rp 100 miliar hingga akhir tahun nanti. Strateginya, membidik nasabah tajir yang tergabung di layanan wealth management. Saat ini, sebanyak 5.000 dari total 33.000 nasabah Bank Victoria merupakan nasabah wealth management. "Kami menargetkan 25% nasabah kami membeli produk bancassurance," ujar Anthony.

Sebagai gambaran, pendapatan komisi (fee based income) Bank Victoria dari layanan wealth management berkontribusi sebesar 15%-16% terhadap total pendapatan bank. Hingga akhir tahun, manajemen menargetkan fee based tumbuh sebesar 20% dari tahun lalu. 

Catatan saja, laba Bank Victoria susut 31% menjadi Rp 95,82 miliar di akhir Juni. Laba susut karena perolehan pendapatan bunga bersih anjlok 30%. Pemicunya, kredit Bank Victoria tumbuh tipis 7,82% menjadi Rp 11,26 triliun.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina