Revisi outlook ekonomi global menjegal aluminium



JAKARTA. Laju harga aluminium tidak bertahan lama setelah adanya revisi outlook pertumbuhan ekonomi global.

Mengutip Bloomberg, Kamis (9/6) harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergerus 1,6% ke level US$ 1.577 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Sementara dalam sepekan terakhir, aluminium menguat 2,4%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, tekanan pada pergerakan dollar AS membawa angin segar pada harga aluminium sepekan terakhir. Ditambah lagi angka impor China bulan Mei yang tercatat membaik.


Sayangnya, penguatan harga aluminium tidak bertahan setelah World Bank merevisi pertumbuhan ekonomi global tahun 2016 menjadi 2,4% dari sebelumnya 2,9%. Ekonomi Amerika Serikat direvisi tumbuh 1,9% dari sebelumnya 2,7% sedangkan pertumbuhan ekonomi China diprediksi sekitar 6,7%.

"Ini menunjukkan jika ekonomi tahun ini masih akan mengalami permasalahan sehingga menekan komoditas," papar Ibrahim, Jumat (10/6).

Belum lama ini, Bank Sentral Eropa (ECB) telah memberi stimulus dengan melakukan pembelian obligasi korporasi. Namun, hal ini tidak mampu menahan laju penurunan harga aluminium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto