Revisi Permendag 23/2021 tentang pembinaan pusat belanja sesuai usulan Aprindo



KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Rencana revisi Peraturan Menteri Perdagangan nomor 23 tahun 2021 tentang Pedoman Pengembangan, Penataan, dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan sesuai usulan pengusaha. 

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta agar penambahan gerai di atas angka maksimal tak terbatas pada skema waralaba. Hal itu dapat juga dilakukan dengan skema kemitraan lainnya.

"Kalau dikunci waralaba, perlu investor yang mempunyai kemampuan cukup, baik tempat (dan) uang untuk investasi," ujar Sekretaris Jenderal Aprindo Solihin kepada Kontan.co.id, Rabu (1/12).


Sebelumnya pada pasal 10 beleid tersebut disebutkan bahwa paling banyak jumlah gerai toko swalayan yang dikelola sendiri sebanyak 150 gerai. Bila lebih dari itu, pelaku usaha wajib mewaralabakan gerai yang ditambahkan.

Baca Juga: Hasil studi menunjukkan kartu prakerja bermanfaat bagi pemegangnya

Namun, pemerintah akan mengubah ketentuan pada pasal tersebut. Pola kemitraan dalam penambahan gerai tidak dibatasi dalam kemitraan waralaba. "Kalau terbuka dengan kemitraan lain banyak masyarakat juga yang lebih banyak kemitraan," ungkap Solihin.

Solihin juga bilang bahwa perusahaan besar dalam sektor toko swalayan terbuka untuk bermitra dengan masyarakat. Namun, perlu modal besar bila kemitraan harus dilakukan dengan bentuk waralaba.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan bilang pembatasan jumlah gerai yang dikelola sendiri masih tidak akan mengalami perubahan. Batasan maksimal gerai toko swalayan yang dimiliki perusahaan sebanyak 150 gerai.

Baca Juga: Obligasi korporasi masih akan jadi pilihan obligasi yang menarik pada tahun depan

"Pembatasan gerainya tetap tetapi tidak hanya membatasi wajib menggunakan waralaba," terang Oke.

Kemendag akan membuka opsi kemitraan lainnya untuk penambahan gerai toko swalayan. Namun, hingga saat ini perubahan aturan tersebut masih dalam proses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli