Revisi target, Superkrane Mitra Utama (SKRN) mengejar pendapatan hingga Rp 610 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) tidak ingin muluk-muluk dalam mengejar target penjualan tahun ini. Emiten penyewaan alat berat ini hanya menargetkan pendapatan sekitar Rp 520 miliar-Rp 610 miliar hingga tutup tahun nanti.

Angka tersebut lebih rendah bila dibandingkan realisasi pendapatan tahun 2019 yang mencapai Rp 682,37 miliar. Keputusan ini didasarkan pada adanya risiko penurunan pendapatan akibat pandemi corona (covid-19). Gejala ini sebenarnya sudah mulai dirasakan oleh Superkrane pada kuartal I 2020.

Baca Juga: Superkrane Mitra Utama (SKRN) bagi dividen hingga Rp 90 miliar, berikut jadwalnya


Corporate Secretary SKRN, Eddy Gunawan mengatakan, sejumlah proyek baru yang semula dijadwalkan mulai berjalan di kuartal I 2020 terpaksa ditunda atas dasar pertimbangan pandemi. Tidak hanya itu, pendapatan yang biasanya didapat dari tambahan waktu atau overtime pada proyek berjalan juga berkurang seturut menurunnya mobilitas alat dan manusia di tengah corona.

Akibatnya, pendapatan SKRN merosot 14,83% secara tahunan atau year -on-year (yoy) menjadi Rp 135,31 miliar di sepanjang Januari-Maret 2020 lalu. Sebelumnya, pendapatan SKRN tercatat mencapai dari Rp 158,87 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Realisasi ini berada di bawah proyeksi awal SKRN pada bulan awal Februari 2020. Sebelumnya, pendapatan kuartal I 2020 diperkirakan bakal tumbuh  5%-15% dibanding kuartal I 2019.

“Dengan adanya pandemi covid dan perubahan kurs yang cukup drastis membuat pencapaian meleset dari target seperti yang sudah dilaporkan dalam laporan keuangan interim kuartal I 2020,” kata Eddy kepada Kontan.co.id pada Jumat (12/6).

Baca Juga: Rencana Bisnis Superkrane Mitra Utama (SKRN) Saat Pandemi Corona

Eddy mengatakan, kinerja serupa akan berlanjut di kuartal II 2020. Penundaan proyek-proyek baru masih dijumpai pada periode ini. Di sisi lain, pendapatan dari overtime pemakaian jasa sewa crane juga berkurang seiring mobilitas alat dan manusia yang masih lesu. Tak pelak, berdasar hitungan sementara, pendapatan di kuartal II 2020 masih akan lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu.

Meski begitu, sejumlah tantangan yang ada tidak lantas membuat SKRN berpangku tangan. Eddy menegaskan, SKRN masih akan menjalani bisnis sebagaimana biasanya sembari tetap memerhatikan kesehatan karyawan dan protokol pencegahan penyebaran corona.

Baca Juga: Superkrane (SKRN) akan belanja alat berat lagi

SKRN juga masih mengawal realisasi agenda ekspansi yang sudah dicanangkan sebelumnya. Sedikit kilas balik, SKRN menyiapkan belanja modal sebesar Rp 131 miliar-Rp 150 miliar untuk membeli sekitar 13 unit alat berat.

Jenis alat berat yang dibeli antara lain seperti crane, multi axle, dan kepala truk angkutan atau prime mover. “Sudah direalisasi semua dan telah datang bertahap dan yang terakhir shipment adalah di bulan Juni ini,”’ ungkap Eddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati