JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akhirnya merampungkan program revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) untuk mengatasi persoalan kepadatan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Alur yang semula hanya memiliki dengan kedalaman 9,5 meter dengan lebar 100 meter LWS, kini diperdalam hingga 13 meter LWS dengan lebar 150 meter. Proyek tersebut merupakan kerja sama dengan perusahaan asal Belanda, Van Oord Dredging and Marine Contractors BV. "Dulu APBS hanya bisa dilalui kapal-kapal berukuran 15 ribu deadweight tonnage (DWT). Pasca revitalisasi, bisa mencapai 80 ribu DWT," kata Djarwo Surjanto, Direktur PT Pelindo III di Jakarta, Selasa, (19/5). Menurutnya selesainya revitalisasi alur ini akan menguntungkan bagi pelabuhan dan industri yang berada di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. Djarwo mencontohkan pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik. Kata dia, dengan alur yang semakin dalam perusahaan pelat merah yang semula hanya mampu membawa fosfat 15 ribu ton kini bisa mendatangkan kapal bermuatan fosfat 60-80 ribu ton.
Revitalisasi alur pelayaran barat Surabaya selesai
JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akhirnya merampungkan program revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) untuk mengatasi persoalan kepadatan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Alur yang semula hanya memiliki dengan kedalaman 9,5 meter dengan lebar 100 meter LWS, kini diperdalam hingga 13 meter LWS dengan lebar 150 meter. Proyek tersebut merupakan kerja sama dengan perusahaan asal Belanda, Van Oord Dredging and Marine Contractors BV. "Dulu APBS hanya bisa dilalui kapal-kapal berukuran 15 ribu deadweight tonnage (DWT). Pasca revitalisasi, bisa mencapai 80 ribu DWT," kata Djarwo Surjanto, Direktur PT Pelindo III di Jakarta, Selasa, (19/5). Menurutnya selesainya revitalisasi alur ini akan menguntungkan bagi pelabuhan dan industri yang berada di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. Djarwo mencontohkan pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik. Kata dia, dengan alur yang semakin dalam perusahaan pelat merah yang semula hanya mampu membawa fosfat 15 ribu ton kini bisa mendatangkan kapal bermuatan fosfat 60-80 ribu ton.