Revitalisasi macet dan curah hujan tinggi bikin produksi gula jadi mini



JAKARTA. Ada dua latar belakang rendahnya taksasi produksi gula nasional tahun ini. Pertama, "Revitalisasi industri gula tidak berjalan, sementara perluasan lahan tebu juga tidak ada," ungkap Direktur Tanaman Semusim Kementerian Pertanian Agus Hasanudin Tasmin. Hal lain yang membuat produksi tebu masih mini adalah musim hujan di tahun ini belum dapat diprediksi dengan jelas.Sebenarnya, kata Agus, Kementan memiliki tiga asumsi produksi gula nasional. Pertama, produksi tahun ini sebesar 3,8 juta ton dengan asumsi revitalisasi dan perluasan lahan berjalan. Kedua, jika revitalisasi berjalan baik, sementara tidak ada perluasan areal tanam tebu, maka produksi gula tahun ini diperkirakan mencapai 3,1 juta ton. Tapi, "Karena tahun ini revitalisasi dan perluasan lahan belum berjalan maka asumsinya produksi gula tahun ini hanya mencapai 2,7 juta ton," jelasnya.Sejatinya, tahun ini Kementan mengalokasikan anggaran untuk mendukung swasembada gula sebesar Rp 103,66 miliar. Jumlah ini melonjak tajam ketimbang tahun 2010 lalu yang hanya sebesar Rp 15,2 miliar.Gamal menyatakan angaran akan digunakan untuk pengembangan bibit melalui kultur jaringan dan bongkaratun, serta memperbaiki saluran irigasi. Selain itu, anggaran ini juga digunakan untuk menambah areal tanam tebu seluas 2900 hektar. Catatan saja, hingga 2010 kemarin luas areal panen tebu nasional hanya sekitar 433.000 hektar dengan jumlah taksasi produksi sebesar 22,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: