JAKARTA. PT Kereta Api (Persero) atau PTKA tak tinggal diam melihat aset-aset yang dimilikinya. Perusahaan pelat merah ini berencana untuk merevitalisasi Museum Kereta Api di Kota Ambarawa dengan investasi senilai Rp 5,5 miliar. Executive Vice President Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PTKA Ella Ubaidi mengharapkan, optimalisasi fungsi museum menjadi sentra kegiatan bisnis dan pariwisata tersebut diharapkan bisa meningkatkan pendapatan museum sampai 300% dari posisi saat ini Rp 180 juta per minggu."Saya harap jumlah pengunjung dan pendapatan museum bisa meningkat 300% jika sudah beroperasi nanti. Tarif untuk naik kereta sedang dikaji untuk bisa murah. Cukup Rp 25.000 pengunjung museum bisa naik kereta uap antik dan menikmati pemandangan Gunung Telomoyo dan Merbabu sebagai latar belakangnya," katanya.Ella menjelaskan, tarif untuk naik kereta uap bisa dipangkas sangat banyak karena dengan semakin banyaknya fungsi museum yang dikomersilkan maka pendapatan museum tersebut bisa mengkompensasi biaya operasi dan perawatan kereta yang sangat mahal. Bayangkan saja, per tahun PTKA harus mengeluarkan Rp 300 juta untuk biaya perawatan dan operasi tiga unit kereta uap di museum Ambarawa ."Tarif bisa dipangkas karena dengan komersialisasi museum itu kita sewakan tempat usaha untuk industri kreatif, menyediakan functional room, pendapatan dari parkir dan sebagainya. Jadi tidak hanya sekedar wisata kereta uap dan museum," kata Ella.Saat ini Detail Engineering Design (DED) untuk 18 hektar area museum sedang dikerjakan. Diharapkan tahun depan pemugaran sudah mulai dikerjakan dan bisa beroperasi 2012. Selama pemugaran, museum tetap dibuka. Pemugaran museum dengan menambah fungsi terbaru seperti ruang pameran, tempat pagelaran seni, ruang seminar dan rapat, ruang sewa usaha, dan tempat pesta taman itu dimaksudkan supaya pendapatan museum bisa bervariasi dan meningkat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Revitalisasi Museum Kereta Ambarawa, PTKA Patok Pengunjung Naik 300%
JAKARTA. PT Kereta Api (Persero) atau PTKA tak tinggal diam melihat aset-aset yang dimilikinya. Perusahaan pelat merah ini berencana untuk merevitalisasi Museum Kereta Api di Kota Ambarawa dengan investasi senilai Rp 5,5 miliar. Executive Vice President Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PTKA Ella Ubaidi mengharapkan, optimalisasi fungsi museum menjadi sentra kegiatan bisnis dan pariwisata tersebut diharapkan bisa meningkatkan pendapatan museum sampai 300% dari posisi saat ini Rp 180 juta per minggu."Saya harap jumlah pengunjung dan pendapatan museum bisa meningkat 300% jika sudah beroperasi nanti. Tarif untuk naik kereta sedang dikaji untuk bisa murah. Cukup Rp 25.000 pengunjung museum bisa naik kereta uap antik dan menikmati pemandangan Gunung Telomoyo dan Merbabu sebagai latar belakangnya," katanya.Ella menjelaskan, tarif untuk naik kereta uap bisa dipangkas sangat banyak karena dengan semakin banyaknya fungsi museum yang dikomersilkan maka pendapatan museum tersebut bisa mengkompensasi biaya operasi dan perawatan kereta yang sangat mahal. Bayangkan saja, per tahun PTKA harus mengeluarkan Rp 300 juta untuk biaya perawatan dan operasi tiga unit kereta uap di museum Ambarawa ."Tarif bisa dipangkas karena dengan komersialisasi museum itu kita sewakan tempat usaha untuk industri kreatif, menyediakan functional room, pendapatan dari parkir dan sebagainya. Jadi tidak hanya sekedar wisata kereta uap dan museum," kata Ella.Saat ini Detail Engineering Design (DED) untuk 18 hektar area museum sedang dikerjakan. Diharapkan tahun depan pemugaran sudah mulai dikerjakan dan bisa beroperasi 2012. Selama pemugaran, museum tetap dibuka. Pemugaran museum dengan menambah fungsi terbaru seperti ruang pameran, tempat pagelaran seni, ruang seminar dan rapat, ruang sewa usaha, dan tempat pesta taman itu dimaksudkan supaya pendapatan museum bisa bervariasi dan meningkat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News