Rezeki dari kemitraan tahu



Tahu memang sudah menjadi lauk-pauk sehari-hari masyarakat. Tak hanya itu, tahu pun juga terbilang camilan favorit. Maka itu, bisnis olahan tahu pun juga menjamur.

Salah satunya dilakoni oleh Adi Nasrul, pemilik Tahu Bulat Neung Geulis yang berbasis di Bekasi, Jawa Barat. Usaha ini sudah berdiri sejak tahun 2009, dan mulai menawarkan kemitraan tahun 2011.

Saat ini, jumlah mitra usaha Tahu Bulat Neung Geulis sudah sebanyak 16 mitra. Tak hanya tahu bulat, Adi juga menjajakan burger. "Tapi jualan utamanya tetap tahu bulat," kata Adi.


Dalam kerjasama kemitraan ini, Adi menawarkan paket investasi sebesar Rp 4 juta. Dengan membayar uang sebesar itu, mitra akan mendapatkan sejumlah fasilitas. Diantaranya ada gerobak, neonbox, spanduk, kabel instalasi, enam buah lampu, kompor gas, teflon burger, wajan tahu, tabung gas, serokan tahu, pisau roti, saringan minyak, talenan, tempat sayur, boks burger, termos daging, baskom, dan sapu tangan.

Selain itu, ada juga pasokan tahu bulat untuk hari pertama sebanyak 1.000 tahu, dan 50 paket burger lengkap dengan sayurannya. Ia menargetkan, dalam sehari mitra bisa menjual sebanyak 500 tahu.

Nah, sengan harga jual tahu Rp 500 per buah, maka omzet dari penjualan tahu itu bisa sekitar Rp 250.000 per hari. Adapun laba kotornya sekitar Rp130.000 per hari, atau Rp 3,9 juta per bulan.

Sementara harga jual burger sekitar Rp 5.000 per porsi. Dengan harga tersebut, estimasi omzet penjualan burger sekitar Rp 100.000 per hari. Dari situ laba kotornya sekitar Rp 50.000 per hari. "Itu dengan asumsi mitra bisa menjual minimal 20 burger per hari," ujar Adi.

Setelah dikurangi biaya sewa tempat plus gaji karyawan, maka mitra diperkirakan bisa balik modal dalam waktu satu sampai dua bulan. "Tapi itu tergantung lokasi usaha juga, ya. Kami sarankan pilihan tempat usaha di pusat-pusat perbelanjaan yang ramai," kata Adi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri