Rezeki datang silih berganti dari profesi penyulih suara tokoh film



Dubber atau penyulih suara biasanya dikenal untuk film kartun, film India, dan telenovela yang ditayangkan di televisi. Walau aturan wajib berbahasa Indonesia sudah tak ada lagi, profesi ini tetap prospektif dengan tumbuhnya televisi lokal dan televisi berbayar. Dalam sehari seorang penyulih suara bisa menyulih suara untuk tiga hingga lima film.Penyulih suara sebenarnya bukanlah profesi baru. Pekerjaan ini pernah booming saat berlaku ketentuan penggunaan bahasa Indonesia untuk film-film impor yang masuk Indonesia.Tugas seorang penyulih suara adalah menggantikan dialog atau narasi dari bahasa asing atau bahasa sumber menjadi bahasa yang digunakan oleh penonton. Jadi jika film yang diimpor berbahasa India dan ditonton di Indonesia maka penyulih suara harus mengubahnya dalam bahasa Indonesia. Ade Kurniyawan atau akrab dengan sebutan Ade Bibier menggeluti profesi penyulih suara selama kurang lebih 16 tahun. Mengawali karier sebagai penyulih suara film India, kini Ade dikenal sebagai pengisi suara film kartun, SpongeBob SquarePants. "Saat itu cuma iseng saja," kenang Ade.Ade bilang, tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi penyulih suara. Yang perlu dikuasai oleh penyulih suara adalah keahlian menirukan beberapa suara, seperti suara orang dewasa, suara anak kecil, dan juga suara orang tua. Sebab, sering satu penyulih suara memerankan lebih dari satu tokoh. "Bisa jadi dalam satu film, seorang penyulih suara memainkan lima karakter tokoh," katanya.Selain itu, seorang penyulih suara juga harus pandai melakukan sinkronisasi antara suara dengan gerakan. Proses ini menjadi faktor penting dan harus diperhatikan dalam proses sulih suara. Kemampuan sinkronisasi ini akan sangat dipengaruhi banyaknya jam terbang masing-masing penyulih suara. Menurut Ade, untuk menyesuaikan dialog agar terlihat lebih natural dan sesuai dengan gerakan bibir dari karakter yang diperankan memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Bahkan, pada awal-awal dubbing proses sulih suara bisa lebih dari 10 kali take atau pengambilan suara. Agar feel atau emosi bisa natural, penyulih suara biasanya juga menirukan gerakan-gerakan, serta ekspresi wajah tokoh yang di-dubbing.Penyulih suara biasanya dibayar sesuai dengan durasi film. Ade mengaku untuk setiap episode film bersambung dengan durasi 30 menit, ia mendapatkan bayaran sekitar Rp 50.000 sampai Rp 150.000. Adapun untuk film drama seperti telenovela atau film India untuk tiap episode bayarannya mencapai Rp 150.000 sampai Rp 250.000. "Tinggi rendahnya bayaran tergantung tokoh yang diperankan. Pengisi suara pemain utama berbeda dengan pemain pendukung," ungkap Ade.Selain Ade, ada juga Boy Mukihendar dan Kamal yang berprofesi sebagai penyulih suara. Mengaku bisa mengisi suara antara tiga sampai lima film dalam sehari, Boy membanderol Rp 100.000 per episode. "Walau tidak ada aturan yang mengharuskan sulih suara, masyarakat lebih menyenangi film berbahasa Indonesia," kata Boy, yang mengisi film seri anak-anak Satria Baja Hitam.Menurut Boy, ke depan, profesi ini masih berprospek bagus karena sumber daya penyulih suara yang masih terbatas. Tak hanya itu, munculnya televisi lokal di daerah dan peningkatan jumlah pelanggan teve kabel juga menjadi alasan tersendiri. Itulah sebabnya, menurut Boy, saat ini kursus atau pelatihan bagi yang berminat menjadi penyulih suara banyak berkembang.Makin cerahnya profesi penyulih suara diamini oleh Kamal. Saat ini ia menjadi pengisi suara serial film animasi Naruto. Kamal mengungkapkan, agar tidak terlalu menguras tenaga dan mendapat bayaran cukup, idealnya seorang penyulih suara mengisi tiga film dalam sehari. "Jika lebih, akan sangat menguras tenaga ditambah kondisi Jakarta yang macet," saran Kamal.Kamal enggan mengungkapkan tarif atas jasanya. Dia hanya menyatakan, untuk film berkelas, seperti Aladin, penyulih suara akan mendapat pelatihan khusus dari Disney. "Bayarannya lumayan tinggi," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi