Bisnis salon muslimah semakin menjanjikan. Itu yang mendorong Aliya Salon & Spa menawarkan waralaba. Dengan investasi Rp 470 juta, mitra bisa meraup omzet hingga Rp 38 juta-Rp 45 juta per bulan. Mitra bisa balik modal sekitar 2,5 tahun hingga tiga tahun.Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, membuat bisnis salon muslimah di Indonesia ikut menikmati berkah. Lantaran pasarnya menjanjikan, banyak salon muslimah menawarkan waralaba atau kemitraan untuk membesarkan usahanya.Salon muslimah teranyar yang menawarkan waralaba adalah Aliya Salon & Spa di Surabaya, Jawa Timur. Salon yang berdiri Agustus 2010 ini resmi menawarkan waralaba pada Juni 2012. Elisa Yuniarti, pemilik Aliya Salon & Spa Muslimah mengatakan, prospek bisnis salon kecantikan yang fokus menggarap pasar wanita muslim masih sangat besar. "Pasarnya terus berkembang dan kini konsumen non-muslim pun menyukai perawatan yang kami berikan," ujar Elisa.Perempuan 42 tahun ini bilang, salon dan spa-nya memberikan pelayanan lengkap mulai dari perawatan rambut, wajah, tubuh, hingga kaki. "Mulai dari potong rambut, facial, totok aura, hingga refleksi semua ada," katanya. Sebagai salon muslimah, ia juga menjamin setiap pelanggan bisa mendapatkan privasi dalam menerima layanan. Menurut Elisa, konsep waralaba salonnya ini merupakan hasil pengembangan dari tawaran kemitraan yang telah diluncurkan sejak satu tahun lalu. Dalam konsep kemitraan, pihaknya hanya menyediakan pelatihan dan sistem manajemen pengelolaan usaha. Nilai investasinya fleksibel sesuai bujet mitra, yakni mulai Rp 35 juta-Rp 200 juta. Investasi itu sudah termasuk peralatan. "Tapi mitra tak diizinkan menggunakan nama Aliya karena tak membayar franchise fee," kata Elisa.Kendati kini menawarkan waralaba, tawaran kemitraan itu masih tetap dibuka. Untuk tawaran waralaba ini, Elisa mematok investasi Rp 470 juta. Biaya itu termasuk franchise fee Rp 100 juta selama lima tahun, peralatan lengkap, pelatihan, desain, dan dekorasi. "Namun belum termasuk sewa tempat," ujarnya.Dengan tarif jasa perawatan mulai Rp 37.500-Rp 300.000, mitra bisa meraih omzet sekitar Rp 38 juta-Rp 45 juta per bulan. Dengan royalty fee 7%, mitra bisa balik modal sekitar 2,5 tahun hingga tiga tahun.Saat ini, Aliya Salon & Spa baru memiliki dua gerai di Surabaya dan Sidoarjo. Selain itu, ada juga satu gerai milik mitra usaha yang tidak menggunakan nama Aliya di Surabaya. Elisa optimistis, tahun ini bisa menggaet dua mitra baru di Surabaya atau kota lain di Jawa Timur. \'Tahun depan kami akan coba merambah Jakarta," ujarnya.Ketua Waralaba dan Lisensi Indonesia Levita Supit menilai, peluang bisnis ini menjanjikan karena banyak wanita berjilbab kian peduli akan kecantikan. Sementara mereka biasanya tak nyaman melakukan perawatan di salon umum karena tak ada privasi. "Jadi peluangnya lumayan menjanjikan," ujarnya. Bahkan, kata Levita, waralaba salon juga bisa mengembangkan jaringannya ke negara tetangga yang memiliki banyak penduduk muslim. Namun, untuk mengembangkan usaha ini, pemilik salon harus mengutamakan kenyamanan dan kreativitas aneka treatment-nya. "Tempatnya juga harus nyaman untuk segmen menengah ke atas," tutur Levita. Aliya Salon & Spa Muslimah, Ruko Graha Indah Wisesa Blok B-5, Jl. Gayung Kebonsari, Surabaya Telp: 031-72017555Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rezeki merekah dari bisnis salon muslimah
Bisnis salon muslimah semakin menjanjikan. Itu yang mendorong Aliya Salon & Spa menawarkan waralaba. Dengan investasi Rp 470 juta, mitra bisa meraup omzet hingga Rp 38 juta-Rp 45 juta per bulan. Mitra bisa balik modal sekitar 2,5 tahun hingga tiga tahun.Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, membuat bisnis salon muslimah di Indonesia ikut menikmati berkah. Lantaran pasarnya menjanjikan, banyak salon muslimah menawarkan waralaba atau kemitraan untuk membesarkan usahanya.Salon muslimah teranyar yang menawarkan waralaba adalah Aliya Salon & Spa di Surabaya, Jawa Timur. Salon yang berdiri Agustus 2010 ini resmi menawarkan waralaba pada Juni 2012. Elisa Yuniarti, pemilik Aliya Salon & Spa Muslimah mengatakan, prospek bisnis salon kecantikan yang fokus menggarap pasar wanita muslim masih sangat besar. "Pasarnya terus berkembang dan kini konsumen non-muslim pun menyukai perawatan yang kami berikan," ujar Elisa.Perempuan 42 tahun ini bilang, salon dan spa-nya memberikan pelayanan lengkap mulai dari perawatan rambut, wajah, tubuh, hingga kaki. "Mulai dari potong rambut, facial, totok aura, hingga refleksi semua ada," katanya. Sebagai salon muslimah, ia juga menjamin setiap pelanggan bisa mendapatkan privasi dalam menerima layanan. Menurut Elisa, konsep waralaba salonnya ini merupakan hasil pengembangan dari tawaran kemitraan yang telah diluncurkan sejak satu tahun lalu. Dalam konsep kemitraan, pihaknya hanya menyediakan pelatihan dan sistem manajemen pengelolaan usaha. Nilai investasinya fleksibel sesuai bujet mitra, yakni mulai Rp 35 juta-Rp 200 juta. Investasi itu sudah termasuk peralatan. "Tapi mitra tak diizinkan menggunakan nama Aliya karena tak membayar franchise fee," kata Elisa.Kendati kini menawarkan waralaba, tawaran kemitraan itu masih tetap dibuka. Untuk tawaran waralaba ini, Elisa mematok investasi Rp 470 juta. Biaya itu termasuk franchise fee Rp 100 juta selama lima tahun, peralatan lengkap, pelatihan, desain, dan dekorasi. "Namun belum termasuk sewa tempat," ujarnya.Dengan tarif jasa perawatan mulai Rp 37.500-Rp 300.000, mitra bisa meraih omzet sekitar Rp 38 juta-Rp 45 juta per bulan. Dengan royalty fee 7%, mitra bisa balik modal sekitar 2,5 tahun hingga tiga tahun.Saat ini, Aliya Salon & Spa baru memiliki dua gerai di Surabaya dan Sidoarjo. Selain itu, ada juga satu gerai milik mitra usaha yang tidak menggunakan nama Aliya di Surabaya. Elisa optimistis, tahun ini bisa menggaet dua mitra baru di Surabaya atau kota lain di Jawa Timur. \'Tahun depan kami akan coba merambah Jakarta," ujarnya.Ketua Waralaba dan Lisensi Indonesia Levita Supit menilai, peluang bisnis ini menjanjikan karena banyak wanita berjilbab kian peduli akan kecantikan. Sementara mereka biasanya tak nyaman melakukan perawatan di salon umum karena tak ada privasi. "Jadi peluangnya lumayan menjanjikan," ujarnya. Bahkan, kata Levita, waralaba salon juga bisa mengembangkan jaringannya ke negara tetangga yang memiliki banyak penduduk muslim. Namun, untuk mengembangkan usaha ini, pemilik salon harus mengutamakan kenyamanan dan kreativitas aneka treatment-nya. "Tempatnya juga harus nyaman untuk segmen menengah ke atas," tutur Levita. Aliya Salon & Spa Muslimah, Ruko Graha Indah Wisesa Blok B-5, Jl. Gayung Kebonsari, Surabaya Telp: 031-72017555Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News